Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Berasal dari Suku Uighur, Anggota Santoso yang Ditembak

warga negara asing juga bergabung dalam kelompok Santoso, termasuk dari Suku Uighur.

Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Berasal dari Suku Uighur, Anggota Santoso yang Ditembak
Mansur K105-13
Foto Terbaru Para DPO Teroris Kelompok Santoso pada Selasa (15/03) 2016 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Satuan Tugas Operasi Tinombala Leo Bona Lubis mengatakan, satu anggota kelompok Santoso yang ditembak pada Minggu (24/4/2016) lalu dari Suku Uighur.

Diketahui, warga negara asing juga bergabung dalam kelompok Santoso, termasuk dari Suku Uighur.

"Betul, namanya Mustafa Genc (MG) alias Mushab," ujar Leo saat dihubungi, Selasa (26/4/2016).

Saat itu, MG bersama rombongannya yang terdiri atas lima orang melintas di permukiman warga.

Karena tingkah mereka mencurigakan, seorang anggota satgas menanyakan tujuannya.

Tiba-tiba, orang Uighur itu mengacungkan parang ke petugas.

"Disuruh berhenti, dia ambil parang mau bacok anggota, ya kami tembak," kata Leo.

Berita Rekomendasi

Sementara itu, empat anggota lainnya kabur ke dalam hutan lebat.

Leo memperkirakan, enam anak buah Santoso adalah orang Uighur.

Empat di antaranya sudah ditangkap, dan satu orang tewas.

Sementara itu, satu orang lagi masih dalam pengejaran.

"Anggota (Santoso) tinggal 25 orang sekarang," kata Leo.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Agus Rianto mengatakan, dari lokasi kejadian, satgas menemukan barang bukti berupa satu bom lontong, satu parang, dan satu tas berisi perbekalan anggota kelompok.

Setelah itu, anggota kelompok Santoso yang tewas langsung dibawa ke RS Bhayangkara Palu dan dalam proses identifikasi.

Agus mengatakan, satgas di lapangan terpaksa melumpuhkan anggota kelompok Santoso tersebut sebagai bentuk perlindungan diri.

"Apabila pada situasi tersebut tidak memungkinkan, kita dapat melakukan tindakan tegas yang memang dalam SOP kita lakukan. Upaya penegakan hukum melumpuhkan, apabila membahayakan, kita bisa lakukan tindakan tegas walaupun tetap terukur," kata Agus.(Ambaranie Nadia Kemala Movanita)

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas