Respon Kedubes Perancis Sikapi Warganya Mengamuk Tewas Didor Polisi Bali
Duta Besar Prancis untuk Indonesia di Jakarta, Corrine Breuze telah mengetahui informasi tersebut dari kepolisian di Bali dan Polri.
Penulis: Abdul Qodir
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bule warga negara Perancis, Amokrane Sabet tewas ditembak polisi di Kutu Utara, Badung, Bali, setelah melakukan perlawanan dan penusukan kepada petugas yang hendak mengamankan dirinya.
Duta Besar Perancis untuk Indonesia di Jakarta, Corrine Breuze telah mengetahui informasi tersebut dari kepolisian di Bali dan Polri.
Atas kejadian itu, pihak Kedubes Perancis meminta penjelasan ke pihak kepolisian dan pemerintah Indonesia tentang yang dilakukan oleh Amokrane jelang detik-detik kematian warganya itu.
"Kami sudah tahu kejadian itu dari polisi. Dan kami meminta penjelasan detik-detik kejadian tewas Amokrane," kata Atase Pers Kedubes Prancis, Gaspard Vignal saat dihubungi Tribunnews.com, Selasa (3/5/2016).
"Kami sedang menunggu informasi dari polisi di Bali, Kepolisian Negara dan pemerintah Indonesia," sambungnya.
Anggota Satreskrim Polsek Kuta Utara, Brigadir AA Putu Sudiarta tewas setelah mendapat delapan tusukan dari bule asal Prancis, Amokrane Sabet di Kuta Utara, Badung, Bali, pada Senin kemarin.
Saat itu, Sudiarta bersama beberapa petugas hendak mengamankan Amokrane Sabet, sang atlet MMA (Mixed Martial Arts), yang dilaporkan sejumlah warga telah beberapa kali membuat keonaran.
Di antaranya menggunakan fasilitas pariwisata dan makan di restauran tanpa mau membayar, ugal-ugalan saat mengendarai mobil di jalan, mengancam warga lokal hingga turis lain hingga meminta istri orang lain.
Saat hendak diamankan di vilanya, justru Amokrane melakukan perlawanan dan mengejar Sudiarta dengan sebilah pisau. Sudiarta tewas setelah bergelut dan dihujani delapan tusukan pisau dari Amokrane di sebuah got.
Tembakan peringatan tak diindahkan Amokrane. Bahkan, alat kejut listrik atau stun gun petugas yang mengenainya berhasil diambil dan dibuangnya.
Petugas Brimob terpaksa mengambil langkah tegas dengan melepaskan belasan tembakan ke tubuhnya. Namun, ia baru roboh setelah peluru tajam mengenai dahinya.
Gaspard selaku perwakilan Kedubes Perancis menyampaikan penyesalan tentang apa yang dilakukan oleh Amokrane hingga menewaskan polisi di Bali.
"Kami sangat menyesalkan dengan apa yang terajadi pada polisi di Bali, yang ditewaskan oleh warga negara kami," ucapnya.
Namun, ia tidak mau berkomentar saat ditanya lebih lanjut tentang catatan kriminal Amokrane selama di Prancis. "Kalau tentang ada tidaknya kejahatan dia di Prancis, saya tidak bisa comment," tandasnya.
Ia menambahkan, sejauh ini Kedubes dan Konsulat Perancis di Bali telah mengabarkan tentang apa yang menimpa Amokrane Sabet ke keluarganya di Prancis.
Namun, pihak kedubes pun tidak bisa menyampaikan langkah apa yang akan dilakukan oleh pihak keluarga Amokrane atas kejadian ini.
Sejauh ini, belum ada konfirmasi dari keluarga Amokrane akan datang ke Indonesia. Belum diketahui pula di mana keluarga akan memakamkan Amokrane.
Yang jelas, lanjut Gaspard, pihak Kedubes dan Konsulat Perancis di Bali akan siap membantu dan memfasilitasi kedatangan hingga pemakaman Amokrane, baik di Indonesia maupun di Prancis.
"Kalau soal memfasilitasi, kami akan memfaslitasi mereka. Tapi, kalau mereka mau memakamkan di Perancis, itu urusan keluarga," ujarnya.