Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pengamat Nilai Golkar Butuh Figur yang Bersih

Dia juga menyatakan Golkar membutuhkan tokoh pemersatu. Semua faksi di internal Golkar dapat disatukan untuk membangun partai.

Editor: Husein Sanusi
zoom-in Pengamat Nilai Golkar Butuh Figur yang Bersih
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Sembilan Kandidat Bakal Calon (Balon) Ketua Umum DPP Partai Golkar Ade Komarudin (kiri), Airlangga Hartato (kedua kiri), Aziz Syamsudin (ketiga kiri), Mahyudin (keempat kiri), Indra Bambang Utoyo (tengah), Priyo Budi Santoso (keempat kanan), Setya Novanto (ketiga kanan), Syahrul Yasin Limpo (kedua kanan) dan Watty Amir (kanan) berfoto bersama usai mengikuti acara Sosialisasi Para Balon Ketua Umum DPP Partai Golkar oleh Panitia Pengarah (SC) Munaslub Partai Golkar di kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Senin (2/5/2016). Sosialisasi tersebut diikuti oleh keseluruh para bakal calon ketua umum Partai Golkar dan mengambil tema Solid Terkonsolidasi, Efektif Mengemban Misi, Berjaya Dikala Pemilu. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Golongan Karya (Golkar) kembali menyita perhatian untuk menentukan siapa yang akan menjadi orang nomor satu dalam partai berlambang pohon beringin tersebut.

Pengamat dari Lingkar Madani Indonesia (LIMA) menilai saat ini Golkar sangat membutuhkan figur yang bersih dari persoalan etika dan moral. Sosok tersebut juga tidak terlibat persoalan hukum.

"Sosok seperti itu dibutuhkan untuk mendongkrak citra Golkar yang belakangan ini terpuruk," kata Direktur Lingkar Madani Indonesia (Lima)‎, Ray Rangkuti, lewat pres rilis yang diterima, Rabu (4/5/2016).

Dia juga menyatakan Golkar membutuhkan tokoh pemersatu. Semua faksi di internal Golkar dapat disatukan untuk membangun partai.

Syarat ini menurutnya sangat mendasar, karena belakangan ini Golkar baru saja melaksanakan rekonsiliasi antara kubu Agung dan Aburizal Bakrie.

Pemimpin Golkar yang akan datang juga diimbaunya dapat mengakomodir pemuda. Kehadiran mereka jangan sampai dipandang sebelah mata.

Ray juga menjelaskan ketua umum Golkar yang akan datang harus berusia muda. Jangan sampai sosok tersebut sudah berusia lanjut.

Berita Rekomendasi

Syarat seperti ini juga pernah disampaikan BJ Habibie di hadapan petinggi Golkar. Habibie menyatakan pemimpin Golkar jangan sampai berusia di atas 60 tahun.

Persaingan memenangkan simpati kader Golkar untuk mendapatkan dukungan pada Munaslub semakin memanas. Kubu Setya Novanto terus menguatkan konsolidasi.

Meskipun dia sudah turun dari posisi Ketua DPR karena kasus pertemuan dengan petinggi Freeport Maroef Sjamsuddin dan pengusaha Riza Chalid, Novanto tetap ingin menjadi calon ketua umum Golkar. Kasus ini sedang diselidiki Kejaksaan Agung.

Sementara i‎tu calon ketum Golkar lainnya Ade Komaruddin ingin terpilih dan meraih dukungan mayoritas. Dia kini menjadi Ketua DPR menggantikan Setya Novanto. Nama Ade hingga saat ini masih bersih dari persoalan etika dan hukum.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas