Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sudah Buat Surat Pernyataan, Komite Etik Diminta Coret Pencalonan Akom

Komite etik harus cermat dan tegas

Penulis: Johnson Simanjuntak
zoom-in Sudah Buat Surat Pernyataan, Komite Etik Diminta Coret Pencalonan Akom
Harian Warta Kota/henry lopulalan
PERSIAPAN MUNASLUB - Calon Ketua Umum Partai Golkar Ade Komarudin dalam diskusi Babak Baru Partai Politik di Indonesia di Kantor Janggalan Center, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat(29/4/2016). Acara yang membongkar misi-visi calon ketua umum Golkar untuk mempersiapkan Munaslub Partai Golkar telah disepakati akan dilangsungkan di Bali pada 23 Mei mendatang. WARTA KOTA/nur ichsa 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politisi Golkar, Erwin Ricardo Silalahi mendesak Komite Etik Munaslub Golkar untuk mempertimbangkan secara serius keberatan publik tentang pencalonan Ade Komarudin (Akom) sebagai Ketum Golkar.

Hal itu karena dia telah membuat surat pernyataan di atas materai yang isinya tidak akan mencalonkan diri sebagai Ketum Golkar bila dirinya menjabat Ketua DPR.

"Komite etik harus cermat dan tegas, jangan loloskan Akom sebagai Caketum Golkar, karena dia sudah akui perbuatannya itu dengan dalih tidak membaca isi surat pernyataan yang ditandatanganinya. Kalau pencalonannya diloloskan, maka itu fatal dan cacat moral. Saya minta, Komite Etik mencoret pencalonan Akom," kata Erwin Ricardo kepada wartawan di Jakarta, Jumat (6/5/2016).

Erwin yang kini menjabat Ketua Harian Depinas SOKSI berdasarkan SK Menkumham No. AHU-0033252.AH.01.07 Tahun 2016 tanggal 17 Maret 2016 itu menilai, penjelasan Akom itu menunjukkan integritasnya yang lemah.

Ditegaskan Erwin, akan sangat berbahaya jika seorang pemimpin menandatangani sesuatu yang tidak dia ketahui isinya.

Menurutnya, kalau Akom tetap maju sebagai calon ketua umum, berarti ia menghalalkan segala cara demi menggapai apa yang dia inginkan.

"Ini tipologi pemimpin yang tidak bermartabat, karena menghalalkan cara dalam mendapatkan kekuasaan. Karena itu, saya minta Komite Etik tidak meloloskan tipologi pemimpin yang seperti itu," katanya.

Berita Rekomendasi

Apalagi, dalam demokrasi itu, nilai tertingginya adalah soal kejujuran, integritas dan konsistensi.

"Jadi, sikap Akom yang mengingkari penandatanganan surat pernyataannya itu sama saja dengan melawan demokrasi itu sendiri," kata Erwin.

Sebelumnya, Wakil Ketua Komite Etik Munaslub Golkar Lawrence Siburian mengaku bahwa Komite Etik tengah membahas surat pernyataan tidak akan mencalonkan diri sebagai Ketum Golkar yang pernah ditandangani Ade Komarudin.

Dalam surat itu Akom menyatakan tidak akan mencalonkan diri sebagai calon Ketua Umum Partai Golkar.

Surat itu sebagai syarat penunjukannya sebagai Ketua DPR menggantikan Setya Novanto pada Desember 2015 lalu.

"Pak Ade Komarudin, sudah tanda tangan di atas materai, tidak akan mencalonkan diri, itu sudah ada yang mempersoalkan ke kita. Dia sudah tanda tangan, tapi dia langgar, apa dia melanggar kode etik apa tidak," kata Lawrence Siburian di Kantor DPP Partai Golkar, Slipi, Jakbar, kemarin.

Lawrence mengatakan, sikap Akom yang melanggar komitmen itu bisa diduga melanggar salah satu syarat sebagai calon ketua umum Golkar.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas