Dihalangi Enam Bodyguard, Aida Hanya 5 Menit Temui Sang Anak
Hingga pada akhir April 2016, Aida bisa mengetahui keberadaan Ritchie yang sekolah di Magelang.
Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pertemuan lima menit antara Aida Noplie Chandra dengan putra pertamanya, Ritchie Anderson Tjin (6) pada akhir April 2015 lalu di sebuah sekolah dasar di Magelang, Jawa Tengah menjadi kisah memilukan bagi Aida.
Bagaimana tidak? Setelah 3,5 tahun tidak bisa menemui Ritchie, saat pertemuan itu, Aida malah dihalang-halangi oleh enam bodyguard dan sang mantan suami, Andi Setiawan yang selama ini mengasuh Ritchie.
"Anak saya yang pertama (Ritchie) ikut sama bapaknya (Andi Setiawan). Saya sangat kesulitan ketemu dia. Sudah coba berbagai cara tetap tidak bisa, saya temui mertua saya tidak berhasil, cari ke sekolah-sekolah juga sama," ujarnya di Kantor Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), Pasar Rebo, Jakarta Timur, Sabtu (7/5/2016).
Hingga pada akhir April 2016, Aida bisa mengetahui keberadaan Ritchie yang sekolah di Magelang.
Lalu Aida dan anak perempuannya, Rachel (4) yang berdomisili di Semarang bergegas menemui Ritchie.
"Saya ke sekolah dan menemui Ritchie, kami sempat berpelukan. Ritchie bilang kangen dengan saya. Tapi belum sampai lima menit bertemu, saya dihalangi oleh enam bodyguard dan Iwan, sempat terjadi tarik-tarikan. Pihak sekolah juga ikut menghalangi, dan Andi langsung bawa pergi Ritchie," tuturnya.
Itulah pertemuan terakhir Aida dengan Ritchie hingga akhirnya Aida mendatangi Komnas PA dan meminta bantuan agar bisa bertemu dengan Ritchie.
Ditanya soal harapannya, Aida yang juga seorang arsitek ini menjawab sangat ingin bertemu dengan Ritchie.
Termasuk ia ingin Ritchie dan Rachel bisa saling melepas kangen satu sama lain.
"Sebagai ibu saya ingin bisa mengasuh anak saya, mendidik mereka. Agar anak saya bisa merasakan kasih sayang ditengah konflik rumah tangga orang tuanya," tegas Aida.
Lebih lanjut, Ketua Umum Komnas PA, Arist Merdeka Sirait menyayangkan aksi Andi Setiawan yang melarang adanya pertemuan Aida dengan Ritchie.
"Ibu Aida dan Rachel menemui Ritchie ke sekolahnya di Magelang tapi malah dihalang-halangi oleh bapaknya sendiri. Ini Tragis, ibu tidak bisa menemui anak laki-lakinya. Itu yang buat Ibu Aida datang kesini minta perlindungan," beber Arist.
Arist melanjutkan atas aduan Aida dan berdasarkan adanya assesment dari seorang psikolog independenn ia akan mengeluarkan surat keterangan pengawasan dan perlindungan anak yang ditembuskan ke sekolah sehingga Rachel tetap dalam pengawasan dan tidak bisa diambil oleh Andi Setiawan.
Lebih lanjut, Kuasa Hukum dari Aida, Mike Mariana Siregar menjelaskan kasus dimulai pada 2012 lalu dimana terjadi konflik dalam keluarga sehingga Aida mengajukan gugatan cerai pada Andi Setiawan ke Pengadilan Agama Semarang.
Putusan dari Pengadilan Agama Semarang yakni hak asuh diberikan ke ayah dan ibu dalam hal ini Andi Setiawan dan Aida.
Tidak puas dengan putusan itu, Andi Setiawan mengajukan banding dan bandingnya dikabulkan dengan putusan hak asuh anak jatuh pada Andi Setiawan.
"Dasar hak asuh jatuh pada Andi karena adanya rekomendasi yang dikeluarkan oleh seorang psikolog mengatakan Ibu Aida tidak layak jadi ibu. Padahal psikolog ini sama sekali belum pernah bertemu Aida," tegas Mike.
Mike melanjutkan pihaknya melaporkan pula dugaan rekomendasi psikolog yang palsu itu ke Polda Jateng namun kasusnya menemui jalan buntu tanpa adanya perkembangan.