Isu 'Papa Minta Ketum' Upaya Kubu Novanto Tarik Dukungan
Pesan itu menyebutkan Luhut tegas-tegas mendukung eks Ketua DPR itu atas nama Presiden Jokowi.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kurang dari sepekan jelang Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar suasana semakin panas.
Ini dipicu kabar adanya dukungan Presiden Joko Widodo kepada Setya Novanto, salah satu calon ketua umum, melalui Menteri Koodinator Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan.
Kabar tersebut beredar di kalangan internal partai berupa pesan singkat.
Pesan itu menyebutkan Luhut tegas-tegas mendukung eks Ketua DPR itu atas nama Presiden Jokowi.
“LBP tegaskan dukungan ke SN atas nama Presiden. Dia pertaruhkan jabatan untuk itu,” demikian bunyi pesan singkat itu.
Pembesar Istana sudah membantah. Baik Juru Bicara Kepresidenan, Johan Budi, maupun Sekretaris Kabinet Pramono Anung, sudah menegaskan Presiden Jokowi akan bersikap netral terkait pelaksanaan Munaslub Golkar di Bali Ahad mendatang.
Sementara itu, Menteri Luhut sendiri tak secara tegas menepis kabar tersebut. Dia justru memilih berkelit dengan menggunakan jurus “kalau”.
“Kalau saya dukung dia (Setya Novanto), itu hak saya sebagai anggota Golkar,” ujarnya, Senin (9/5) lalu.
Pengamat politik dari The Political Literacy Institute Jakarta, Gun Gun Heryanto, berpandangan, penyebaran kabar itu hanya upaya tim sukses Setya untuk menarik dukungan para pemilik suara di tubuh partai beringin.
Sebaliknya, dia yakin Presiden Jokowi akan bersikap netral.
Gun Gun berpendapat, kepentingan terbaik bagi Istana adalah memastikan Munaslub berjalan demokratis sehingga bisa mengakhiri perpecahan di internal Golkar.
Sebab, siapa pun pemenangnya, Golkar sudah dipastikan akan berada di barisan pendukung pemerintah.
“Selain itu, tak ada jaminan Golkar di bawah kepemimpinan Setya akan lebih loyal kepada pemerintah dibanding calon lain," ujarnya.
Selain itu, menurut Wakil Presiden Jusuf Kalla, pencatu