Rapat Munaslub Golkar Sempat Ricuh Saat Bahas Tata Tertib
Pasal tersebut mengatur unsur yang akan menjadi pimpinan Munaslub.
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, BALI -- Rapat Munaslub Golkar sempat mengalami kericuhan. Hal itu terjadi saat rapat pembahasan tata tertib Munaslub Golkar di Bali Nuas Dua Convention Center, Bali, Minggu (15/5/2016).
Awalnya, DPD II Sulawesi Tenggara Tahir Kimih memberikan pendapat soal tata tertib Pasal 16. Pasal tersebut mengatur unsur yang akan menjadi pimpinan Munaslub.
Pasal 16 ayat (4) berisi pimpinan Munaslub merupakan kesatuan kolektif yang terdiri dari 1 orang dari DPP, 3 orang dari DPD Provinsi, 1 orang dari Ormas dan Organisasi sayap. Tetapi Ketua Dewan Pertimbangan Golkar Akbar Tandjung mengusulkan unsur Dewan Pertimbangan juga diikutkan menjadi pimpinan Munaslub.
Tahir lalu memberikan tanggapan atas usulan Akbar itu. Tetapi saat ia berbicara, terdapat perwakilan DPD II Buton, Sulawesi Tenggara lainnya yang mengajukan interupsi dan mempertanyakan keabsahan Tahir.
"Saudara M Tahir tidak berhak mengatakan mewakili DPD Golkar Sultra. Dia sudah di pecat oleh bapak Ketua Umum Aburizal Bakrie. Dia tidak boleh mewakili DPD Sultra," kata perwakilan DPD II Buton dengan nada tinggi.
Pengurus Golkar Sulawesi Tenggara lain juga ikut berteriak menyoal keberadaan Tahir di arena Munaslub. Namun Tahir tetap berkeras dirinya merupakan sebagai peserta Munaslub sah. Suasana pun menjadi ricuh.
Ketua Steering Commitee (SC) Nurdin Halid yang memimpin sidang mencoba menenangkan situasi tetapi tetap tidak meredakan situasi. Petugas keamanan yang semula berada di luar rungan pun dikerahkan untuk mengamankan situasi.
Suasana pun kondusif, Nurdin pun memanggil kedua belah pihak yang berseteru ke atas panggung untuk diverifikasi oleh komite verifikasi. Hasilnya, ID Card M Tahir disita karena dianggap diperoleh tidak melalui prosedur yang resmi. Tahir kemudian dikawal oleh petugas keamanan keluar arena Munas.
Tahir yang ditemui wartawan tidak bisa menjelaskan soal keabsahan kepesertaannya di Munaslub ini.
"Yang jelas saya sudah dapat kartu (id card) peserta Munaslub. Saya ingin berdebat, tapi kita ingin dewasa. Jadi kita mengikuti saja," katanya.