Kampung Wae Rebo: Kampung Tua Warisan UNESCO
Berada di ketingian 1.200 meter, dibutuhkan waktu 2,5 jam berjalan kaki untuk mencapai kampung ini.
TRIBUNNEWS.COM, RUTENG - Tim Jelajah Daihatsu Terios 7 Wonders Tour de Flores 2016 mencapai destinasi terakhir di kampung tua Wae Rebo, Desa Satarlenda, Kecamatan Satarmese Barat, Kabupaten Mangggarai, Minggu (22/5/21016) malam.
Untuk mencapai kampung pada ketinggian 1.200 meter di atas permukaan laut (dpl), tim Daihatsu harus berjalan kaki di tengah hutan. Start jalan kaki dimulai dari Wae Lomba, wilayah terakhir di Desa Denge.Tiga unit tunggangan Daihatsu menunggu di titik terakhir rute berkendaraan.
Padahal tiga tahun silam, sebelum dibuka jalan yang bisa dilintasi kendaraan, star jalan kaki dimulai Denge melintasi jalan setapak menyeberang sungai dengan batu-batu licin yang membahayakan pejalan kaki.
Jalan kaki merayap bukit di tengah hutan sekitar 2,5 jam mencapai Kampung Wae Rebo. Komunikasi dengan dunia luar putus total, tak ditemukan lagi signal telepon seluler. Meski memang ada titik tertentu di tengah hutan, sesekali muncul signal seluler.
Seluruh awak tim yang tampak kelelahan disambut hangat warga Kampung Wae Rebo. Senyum dan saling sapa menerima kedatangan tim jelajah Daihtsu Terios 7 Wonders Tour de Flores. Satu dari tujuh unit rumah
kerucut berada di sebelah selatan dari rumah induk yang ditempati tua adat Wae Rebo menyerupai ‘hotel’ untuk tamu menginap.
Rumah kerucut memiliki lima tingkat. Sebagai tempat tinggal dan kerkumpul berada di lutur pertama. Tak ada bilik-bilik seperti kebanyakan rumah. Semua tamu, laki dan perempuan,tua dan muda disediakan sebuah tikar dengan kain selimut menutup badan dari hawa dingin. Penerangan menggunakan listrik diusahakan swadaya oleh warga setempat.
Suasana malam khas kampung dinikmati seluruh tim Daihatsu Terios 7 Wonders Tour de Flores. Sunyi dan sepi, jauh dari segala hingar bingar dunia modern.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.