Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kivlan Zen Tidak Setuju Negara Minta Maaf

Negara dinilai tidak perlu minta maaf atas peristiwa seputar 1965.

Editor: Sanusi
zoom-in Kivlan Zen Tidak Setuju Negara Minta Maaf
TRIBUN/DANY PERMANA
Mantan Kepala Staf Kostrad Kivlan Zen menghadiri acara halal bi halal yang digelar Calon Presiden dan Wakil Presiden nomor urut 1 Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa di Rumah Polonia, Jakarta, Minggu (3/8/2014). Hari ini Prabowo-Hatta menggelar open house silaturahmi Lebaran 2014 bersama para pendukungnya. (TRIBUNNEWS/DANY PERMANA) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Negara dinilai tidak perlu minta maaf atas peristiwa seputar 1965.

Menurut Mayjend (Purn) TNI AD, Kivlan Zen, negara tidak bisa disalahkan atas kebijakan terhadap para anggota Partai Komunis Indonesia (PKI) pasca peristiwa 30 September 1965.

Ia mengingatkan, bahwa sebelum anggota PKI diburu pasca peristiwa 30 September, PKI dan para simpatisannya telah melakukan pembunuhan terencana terhadap orang-orang yang dianggap menghalangi mereka, termasuk para kyai dan anggota TNI.

"Kita dibunuh, kita lawan, kita membunuh, negara disuruh minta maaf, tidak bisa," ujarnya dalam diskusi soal komunis, di kantor Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan Indonesia (FKPPI), Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Rabu (25/5/2016).

Ia mengatakan para simpatisan komunisme gaya baru yang sudah menyusup ke pemerintahan, sempat hampir meyakinkan Presiden Joko Widodo, untuk meminta maaf atas nama negara.
Pada 17 Agustus 2015 lalu, pernyataan minta maaf itu hampir diucapkan.

"Tapi setelah saya ribut-ribut akhirnya tidak jadi. Tidak tahu 17 Agustus nanti," terangnya.

Dalam kesempatan itu ia mengingatkan, bahwa komunisme gaya baru adalah ancaman nyata.

Berita Rekomendasi

Sekelompok orang pendukung paham komunis, yang bergerak secara diam-diam. Mereka sudah masuk ke berbagai lini.

Ia mengingatkan semua pihak untuk merapatkan barisan. Bersiap-siap bila para pendukung komunisme gaya baru itu melancarkan gerakan yang lebih massif.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas