Pidato Lengkap Megawati Soekarnoputri pada Hari Lahir Pancasila
Megawati Soekarnoputri menyampaikan terimakasih kepada pemerintahan Presiden Joko Widodo
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden ke-5 Republik Indonesia, Megawati Soekarnoputri menyampaikan terimakasih kepada pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan seluruh masyarakat Indonesia pada Hari Lahir Pancasila pada 1 Juni.
Karena telah memperjuangkan bersama ditetapkannya 1 juni 1945 sebagai Hari Lahirnya Pancasila.
Ada banyak hal disampaikan Puteri Bung Karno ini dalam peringatan 71 tahun lalu dalam sidang BPUPKI, di bawah pengawasan ketat tentara Jepang, Bung Karno membacakan sebuah pidato yang sangat penting bagi bangsa ini: Pidato Lahirnya Pancasila.
Tepatnya tanggal 1 Juni 1945, pidato yang berisi philosopische grondslag, fundamen, filsafat, pikiran yang sedalam-dalamnya untuk di atasnya didirikan gedung yang bernama Indonesia Merdeka.
Berikut Kutipan Pidato lengkap Megawati Soekarnoputri:
Megawati Soekarnoputri
(Presiden ke-5 Republik Indonesia)
1 Juni 1945 : Hari Lahir Pancasila!
Assalamualaikum Wr Wb
Salam sejahtera
Om swastiyastu
Saudara-saudara se Bangsa dan se Tanah Air,
Sungguh hari ini adalah hari bersejarah. 71 tahun lalu dalam sidang BPUPKI, di bawah pengawasan ketat tentara Jepang, Bung Karno membacakan sebuah pidato yang sangat penting bagi bangsa ini: Pidato Lahirnya Pancasila. Tepatnya tanggal 1 Juni 1945. Pidato yang berisi philosopische grondslag, fundamen, filsafat, pikiran yang sedalam-dalamnya untuk di atasnya didirikan gedung yang bernama Indonesia Merdeka.
Bung Karno menyatakan bukan dirinya yang menemukan Pancasila. Beliau mengakui hanya sebagai penggali Pancasila. Namun, tak dapat dipungkiri, konsepsi tentang Pancasila adalah hasil pergulatan Bung Karno sejak muda. Buah perenungan atas perjuangan berpuluh-puluh tahun, termasuk hasil kontemplasi beliau saat dalam pembuangan di Ende. Karena itu, saat DR. Radjiman Wedyodiningrat mengajukan pertanyaan tentang dasar negara, Bung Karno mampu menjawabnya pertanyaan tersebut dalam pidato tanpa teks, sistematis dan jernih. Dasar negara itu, Bung Karno sebut Pancasila.
Saudara-saudara yang saya cintai,