Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ayah Angkat Siti Disembelih oleh PKI Saat Pemberontakan 1948

Sebelum tragedi berlamgsung, ia tinggal di rumah orangtua angkatnya, di desa Kerambe kabupaten Magetan.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Ayah Angkat Siti Disembelih oleh PKI Saat Pemberontakan 1948
Tribunnews.com/Nurmulia Rekso
Siti Asyiah. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Siti Asyiah saat ini sudah tidak bisa berbicara dengan jelas karena faktor usia.

Putra pertama Siti, Sobri Irsjadi (65), memperkirakan usia ibundanya itu adalah sekitar 85 tahun.

Walaupun sudah tergolong uzur, Siti masih mampu menuturkan nasib tragis yang menimpa keluarganya di kabupaten Ngawi, Jawa Timur, pada September 1948, saat Partai Komunis Indonesia (PKI) melakukan pemberontakan.

Siti mengingat umurnya saat itu sekitar 18 tahun. Sebelum tragedi berlamgsung, ia tinggal di rumah orangtua angkatnya, di desa Kerambe kabupaten Magetan.

Ayahnya saat itu adalah Haji Dimyati, aktivis Masyumi yang juga merupakan seorang penghulu.

Saat anggota PKI melakukan pemberontakan untuk menguasai Madiun dan mendirikan Republik Indonesia Soviet, kabupaten Ngawi yang lokasinya sekitar 35 Kilometer, ikut dijadikan saaaran.

Tokoh Islam di desa Kerambe pun ikut jadi sasaran.

Berita Rekomendasi

"Bapak saya mengungsi, lari ke kecamatan Widodaren, bersama putra-putranya," kata Siti saat ditemui di sela-sela simposium yang bertajuk "Mengamankan Pancasila dari Ancaman Kebangkitan Partai Komunis Indonesia dan Ideologi Lain," di Balai Kartini, Jakarta Selatan, Kamis (2/6/2016).

Ia sendiri tidak sampai mengungsi jauh dari rumah, Siti hanya mengungsi ke rumah tetangga.

Karena mengungsi ke rumah tetangga, ia bisa menyaksikan bagaimana para pendukung PKI yang membakar rumahnya dan menjarah segala harta keluarga.

"Itu (kejadiannya) kami baru sehari mengungsi," ujar Siti dalam bahasa Jawa halus.

Walaupun sudah mengungsi jauh, PKI tetap memburu Haji Dimyati dan sejumlah tokoh lainnya.


Mereka kemudian mengirimkan salah seorang kenalan sang penghulu, untuk membujuknya pulang.

Yang ia tahu saat itu Haji Dimyati diberitahu bahwa desa sudah aman, dan para antek PKI sudah pergi.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas