Jokowi Ingat Reshuffle, Hanura Anggap Risiko Koalisi
"Tentu sinyal bahwa presiden akan melakukan reshuflle itu sudah lama, dan di saat Haul Pak Taufiq Kiemas muncul kembali,"
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo mengingat reshuffle kabinet saat memberikan sambutan haul ke-3 Taufiq Kiemas.
Menanggapi hal itu, Sekretaris Fraksi Hanura Dadang Rusdiana menegaskan Presiden Jokowi yang memiliki otoritas reshuffle kabinet.
Dadang mengatakan Hanura sebagai partai pendukung pemerintah hanya mendukung apa pun yang akan dilakukan presiden.
"Tentu sinyal bahwa presiden akan melakukan reshuflle itu sudah lama, dan di saat Haul Pak Taufiq Kiemas muncul kembali," kata Dadang ketika dikonfirmasi, Jumat (10/6/2016).
Anggota Komisi X DPR menilai Presiden Jokowi tentu memiliki pertimbangan momentum yang tepat untuk melakukan reshuffle.
"Atau siapa yang akan direshuffle," tuturnya.
Dadang menuturkan pihaknya mendukung apapun yg dilakukan presiden.
Sebab, reshuffle kabinet merupakan konsekuensi berkoalisi.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengaku teringat reshuflle kabinet saat memberikan sambutan di Haul ke-3 Taufiq Kiemas.
Saat itu, Presiden Jokowi akan memberikan klarifikasi terhadap pernyataan Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj.
"Sebelum melanjutkan saya klarifikasi pada pak kyai Said Aqil mengenai menteri NU, jadi diam-diam saya hitung ada enam, dari NU itu ada. Dari Muhammadiyah, Pak Haedar enggak bertanya, saya enggak hitung. Saya jadi ingat reshuffle kalau seperti ini," kata Presiden Jokowi di kediaman Megawati, Teuku Umar, Jakarta, Rabu (8/6/2016).