Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Deputi BNPT Sebut Lampung dan Sulawesi Selatan Daerah Rawan Radikalisme

Pemerintah masih terus mengejar Santoso dan kawan-kawannya, pertahanan kelompok Santoso pun kian lama kian melemah.

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Deputi BNPT Sebut Lampung dan Sulawesi Selatan Daerah Rawan Radikalisme
SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ
Tim Gegana saat akan memusnahkan (meledakkan) bahan peledak yang disita dari rumah terduga teroris milik terduga teroris dimusnahkan di lahan Inkopol di Jl Tambak Osowilngun, Kamis (9/6). SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri, Brigjen Pol Agus Rianto membenarkan penangkapan seorang terduga teroris lagi di Surabaya.

Sehingga total di wilayah Surabaya ada empat terduga teroris yang ditangkap.

Dua hari lalu, tiga simpatisan ISIS yang berniat melakukan bom bunuh di pusat Kota Pahlawan berhasil ditangkap Densus 88 di Kenjeran, Surabaya.

Ketiganya adalah Priyo Hadi Purnomo (PHP), Jefri (JR) dan Feri Novendi (FN).

"Untuk yang tiga masih penelusuran dan pendalaman. Informasi terakhir ditangkap lagi satu orang inisial S. Ini masih terkait tiga sebelumnya," Agus, memastikan saat dikonfirmasi di Mabes Polri, Jumat (10/6).

S hingga kemarin masih diperiksa terkait komunikasinya dengan tiga terduga teroris sebelumnya dengan juru bicara ISIS.

Dari tangan S, tidak ada barang bukti yang diamankan Densus 88. "Dari S tidak ada barang bukti yang diamankan, diperiksa soal komunikasi mereka dengan juru bicara ISIS," kata Agus.

Berita Rekomendasi

Dari informasi yang dihimpun, S adalah anak terduga teroris.

Sebelumnya, Tim Gegana Polda Jawa Timur telah mengamankan tiga buah bom berdaya ledak kuat atau high explosive, yang berhasil disita dari penggeledahan Tim Densus yaitu di Jalan Lebak Timur III D Nomor 18, Surabaya, yang merupakan lokasi penangkapan PHP.

Selain itu, polisi juga menggerebek dua lokasi lainnya, yaitu di Jalan Leboh Agung III Nomor 88 dan Jalan Kaki Anak Nomor 55, Surabaya. Di dua lokasi terakhir tersebut diduga polisi mengamankan BRN dan FN.

Deputi 1 Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Abdul Rahman Kadir mengatakan Sulawesi Selatan menjadi salah satu wilayah perkembangan radikalisme.

"Ideologi radikal berkembang pesat di Jawa dan di luar Pulau Jawa. Di Pulau Jawa hampir seluruh wilayah ada kelompok radikalisme, kalau di luar Pulau Jawa ada di Sumatera, Lampung khususnya serta di Sulawesi Selatan," kata dia.

Baru-baru ini ada seorang guru perempuan di Sulawesi Selatan yang bergabung dengan kelompok terorisme Suriah karena membaca sebuah buku.

"Saat ini dia berada di Turki, dia bergabung kepada kelompok teroris setelah membaca buku berjudul 'Aqidah'. Dia juga meninggalkan anak beserta suaminya untuk ke Suriah dan bergabung dengan ISIS," kata dia.

Dia mengatakan ISIS memang pandai melakukan perekrutan, propaganda dan hasutan dengan mengandalkan media terutama media sosial.

Direktur Pencegahan BNPT Hamidin menjalaskan, awal gerakan radikalisme di Sulawesi Tengah adalah saat terjadi perang agama di Poso.

"Itulah kesempatan mereka untuk masuk, kemudian mereka menggunakan pendekatan sedarah dengan cara mengawini anak ulama di tempat tersebut," kata Hamidin.

Dengan menikahi anak ulama setempat, maka mereka lebih gampang menyebarkan ideologinya kepada masyarkat. Salah satu kelompok radikal yang meresahkan di Poso adalah kelompok Santoso.

Pemerintah masih terus mengejar Santoso dan kawan-kawannya, pertahanan kelompok Santoso pun kian lama kian melemah karena jalur logistiknya telah terputus. (tribun/ther/ )

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas