Tito Kapolri, Mematikan Jenjang Karir dan Kepangkatan Para Seniornya
Yang diajukan Presiden adalah perwira yang angkatannya beda jauh
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Pusat Studi Politik & Keamanan (PSPK) Universitas Padjadjaran, Bandung, Muradi mempertanyakan nasib jenjang karir lima angkatan senior Komjen Pol Tito Karnavian di Polri setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajukan Kepala BNPT sebagai calon tunggal kapolri.
"Yang diajukan Presiden adalah perwira yang angkatannya beda jauh. Ada lima angkatan diatasnya. Itu secara budaya kepolisian itu tidak bagus karena akan merusak internal polri dan konflik," ujar Muradi kepada Tribun, Kamis (16/6/2016).
Muradi pun mengingatkan struktur senioritas di Kepolisian dan TNI, melekat dua hal penting, respek dan dihormati karena keseniorannya.
Dua hal ini akan sangat menghambat kinerja Tito memegang tongkat komando Polri mengingat paling tidak ada 7 perwira tinggi seniornya angkatan kala di Akpol.
"Sepertinya Presiden tidak cukup mendapatkan input seperti itu. Sehingga lompatan seperti ini akan membuat gaduh di internal dan internal tidak solid," katanya.
Dengan begitu menurutnya, segala program kerja Presiden Jokowi pun menjadi terhambat karena di internal Polri sendiri tidak solid.
Apalagi melihat rentang waktu pensiun Tito yang masih sangat panjang yakni sampai pada 2022 mendatang.
Hal ini makin membuat budaya dan tradisi jenjang karir dan kepangkatan di Polri menjadi rusak.
"Itu yang tidak boleh. Ingat di Polisi dan Tentara itu, di budya Polri itu, paling lama itu Kapolri dijabat tiga tahun," katanya.
Jika Tito menjabat hingga pensiun, maka dia tegaskan, bahwa akan menghambat banyak hal para seniornya di Polri.
Bahkan mematikan karir dan jenjang kepangkatan tertinggi di Polri.
"Seniornya angkatan Akpol 1983, 1984, 1985 dan 1986, itu juga kan berharap menjadi Kapolri. Berharap mendapatkan jenjang kepangkatan tertinggi. Ini akan berhenti semua kalau Tito kelamaan jadi Kapolri," katanya.
Atau dia katakan, tidak lazim dalam satu kesatuan baik Polri atau TNI itu memiliki pangkat tertinggi bintang empat itu lebih dari satu orang.
Hal itu jika nantinya Tito tidak menjabat Kapolri hingga pensiun pada 2022.