Ketua Komnas PA: Masyarakat Tak Boleh Membiarkan 'Predator Anak'
Menurutnya, munculnya Gang Rape diawali dengan kegiatan tabu namun dianggap biasa oleh masyarakat.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Fajar Anjungroso
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Komnas Perlindungan Anak (KPA) Arist Merdeka Sirait menjelaskan masyarakat berperan penting menekan angka eksploitasi seksual terhadap anak.
"Saya rasa peran serta masyarakat juga tidak boleh membiarkan seolah-olah seksual itu adalah hal biasa," ujar Arist, saat ditemui di Hotel Ibis, Jalan S Parman, Slipi, Jakarta Barat, Jumat (17/6/2016).
Menurutnya, munculnya Gang Rape diawali dengan kegiatan tabu namun dianggap biasa oleh masyarakat.
"Gang Rape itu kan terjadi seperti itu, seolah-olah biasa, misalnya mandi bersama," imbuhnya.
Arist menilai, pendidikan seksualitas perlu diajarkan sejak dini pada anak-anak untuk memberikan pengetahuan terhadap hal-hal yang dianggap tabu.
"Harus ada pendidikan seksualitas, masyarakat di sekitar tempat pariwisata harus juga peduli terhadap hal itu," tegasnya.
Perhatian orangtua dan tegaknya hukum juga bisa membantu mengurangi maraknya kasus predator anak serta mencegah lahirnya Gang Rape baru.
"Selain itu juga ada penegakan hukum dan perhatian orangtua," tandasnya.
Hingga kini, eksploitasi seksual terhadap anak di kawasan wisata Bali, Lombok, serta Batam masih menjadi momok bagi masyarakat.
Kondisi ekonomi yang kurang serta keinginan untuk memperbaiki ekonomi keluarga dinilai sebagai salah satu faktor penyebab terjadinya kasus prostitusi anak.