WNI Kembali Diculik, JK Yakin Presiden Filipina Bersikap Tegas
Jusuf Kalla menyebutkan Pemerintah Filipina menjamin akan menanggapi kembali terulangnya penculikan WNI
Penulis: Valdy Arief
Editor: Sanusi
![WNI Kembali Diculik, JK Yakin Presiden Filipina Bersikap Tegas](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/jk-bukber_20160625_210738.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Presiden Jusuf Kalla menyebutkan Pemerintah Filipina menjamin akan menanggapi kembali terulangnya penculikan warga negara Indonesia saat berlayar di perairan perbatasan.
Meski Presiden Filipina Rodrigo Duterte baru terpilih dan pemerintahannya baru berjalanan dalam hitungan bulan, Jusuf Kalla yakin, mantan Wali Kota Davao itu dapat bertindak tegas.
"Duterte itu keras, sehingga dia ingin selesaikan dengan keras," kata Jusuf Kalla usai menghadiri acara buka puasa bersama di Jenggala Centre, Kebayoran Baru, Jakarta, Sabtu (25/6/2016).
Ketegasan presiden yang sempat disamakan dengan kandidat Presiden asal Amerika Serikat, Donald Trump, terucap dalam janji kampanyenya.
Presiden yang dijuluki The Punisher (Sang Penghukum), pernah melontarkan janji akan memerintahkan polisi agar menembak di tempat para pelaku kejahatan.
Hal itu hendak dia jalankan karena tingginya angka kriminal di Filipina.
Sedangkan dari dalam negeri, politisi senior Partai Golkar ini menyatakan telah membentuk pusat krisis untuk penanganan penculikan anak buah kapal Tugbouat Charles 001.
"Crisis centre itu di bawah Polhukam (Kementerian Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan) ada BIN (Badan Intelijen Negara), dan Kepolisian. Sedang dicari solusinya," katanya.
Sebelumnya diberitakan, Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi telah membenarkan kembali terjadinya penculikan terhadap WNI yang melintasi perairan Filipina Selatan.
Peristiwa yang terjadi pada 20 Juni 2016 itu, menimpa tujuh orang ABK Tugboat (TB) Charles 001 dan tongkang Robby 152.
Para korban penculikan itu semuanya warga Samarinda, Kalimantan Timur. Para sandera itu antara lain Ferry Arifin (kapten), M Mahbrur Dahri, Edi Suryono, Ismail, M Nasir, M Sofyan, dan Robin Piter.
Mereka diduga dibawa ke Tawi-Tawi, Filipina Selatan. Sejumlah media Filipina menduga para penyandera merupakan kelompok Abu Sayyaf.
Menurut The Inquirer dan Manila Times, Jumat (24/6), kabar penyanderaan itu diketahui setelah kapten TB Charles menelepon istrinya.
Dalam sambungan telepon itu, ia menyatakan diculik oleh kelompok bersenjata yang mengakuAbu Sayyaf.
Kapten kapal menambahkan penyanderaan meminta uang tebusan sebesar 20 juta ringgit Malaysia atau setara Rp 65,5 miliar.