Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Vaksin Palsu adalah Bencana Kemanusiaan

vaksin yang seharusnya jadi obat jangka panjang sekarang yang terjadi bahwa kita menghadapi ancaman generasi.

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Vaksin Palsu adalah Bencana Kemanusiaan
Tribunnews.com/Glery Lazuardi
Vaksin palsu khusus balita yang disita pnyidik Direktorat Tindak Pidana Khusus Bareskrim Polri. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera menilai kasus terkuaknya vaksin palsu adalah bencana kemanusian.

"Vaksin Palsu adalah Bencana Kemanusiaan," ujar Mardani kepada Tribunnews.com, Senin (27/6/2016).

Karena kata dia, vaksin yang seharusnya jadi obat jangka panjang sekarang yang terjadi bahwa kita menghadapi ancaman generasi.

Untuk itu dia meminta kasus vaksin palsu ini mesti jadi jendela untuk membongkar kejahatan kemanusiaan ini.

Selain itu menurutnya, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Kementerian Kesehatan dan aparat yang terlibat mesti evaluasi SOP yang dimiliki.

"Plus untuk mencari siapa penanggung jawabnya," katanya.

Tersangka Bertambah

Berita Rekomendasi

Badan Reserse Kriminal Polri kembali menangkap dua anggota sindikat peredaran vaksin palsu untuk balita.

Dua tersangka berinisial M dan T, ditangkap di Semarang, Senin (27/6/2016).

"Total tersangka dengan ditangkapnya hari ini jumlahnya 15," ujar Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri Brigjen Pol Agung Setya, di Bareskrim Polri, Jakarta, Senin siang.

M dan T berperan sebagai distributor vaksin palsu.

Namun, belum diketahui pola distribusi yang dilakukan, apakah khusus untuk penyebaran di Semarang atau wilayah lainnya.

"Kami fokus sekarang distribusi vaksin palsu ini sampai ke mana," kata Agung.

Agung mengatakan, dari pemeriksaan para tersangka, diketahui distribusi vaksin palsu tak hanya di Jakarta.

Peredarannya juga hingga ke Banten, Jawa Barat, Semarang, Yogyakarta, dan Medan.

Hingga hari ini, Bareskrim sudah memeriksa 18 orang saksi terkait kasus ini.

"Dari pihak rumah sakit, apotek, toko obat, dan saksi lain yang terlibat dalam proses pembuatan," kata Agung.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas