Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Vaksin Palsu, Kepala BPOM Hampir Diusir Saat Rapat dengan DPR RI

Menteri Kesehatan Nila Moeloek dan Plt Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan, Tengku Bahdar Johan Hamid diserang pertanyaan dan kritik tajam DPR

Penulis: Abdul Qodir
Editor: Yulis Sulistyawan
zoom-in Vaksin Palsu, Kepala BPOM Hampir Diusir Saat Rapat dengan DPR RI
Tribunnews.com/Glery Lazuardi
Vaksin palsu khusus balita yang disita pnyidik Direktorat Tindak Pidana Khusus Bareskrim Polri. 

Lantas, ia meminta Dede Yusuf selaku pimpinan rapat agar rapat dihentikan. "Pimpinan rapat, lebih baik sidang ini kita skors. Lebih baik kita membaca koran, karena tidak ada penjelasan dari Menteri Kesehatan dan BPOM. Saya sangat kecewa Bu Menteri," ujar Marwan.

Dede Yusuf tidak mengikuti keinginan Marwan. Menurut Dede, rapat ini bisa difokuskan terhadap dampak dari penggunaan vaksin palsu. Dan hal itu bisa ditanyakan kepada pihak BPOM.

Saleh Daulay kembali angkat bicara dan juga meminta rapat ditunda karena tidak ada penjelasan baru yang "Apa isi vaksin itu bisa dijawab nggak? Kira-kira sanggup nggak jawab itu? Kalau tidak, untuk apa lagi rapat ini. Saudara setuju dengan kawan saya. Sanggup nggak jawab? Kalau nggak, rapat distop. Atau bisa lanjut setelah buka puasa atau sahur nanti," sindir Saleh.

Mendengar banyaknya anggota Komisi IX yang meragukannya, Tengku Badar justru kembali memberikan penjelasan yang sama perihal kemampuan lembaganya untuk mengetahui isi kandungan vaksin palsu.

Ia hanya mengatakan, baru bisa menyampaikan isi kandungan palsu sebagaimana hasil pemeriksaan sampel di laboratoriumnya pada 3 hari ke depan.

Mendengar jawaban itu, Dede Yusuf meminta Tengku Bahdar untuk meninggalkan ruang rapat.
"Kalau begitu, karena BPOM tidak sanggup menjawab sekarang, saya minta BPOM untuk di luar dulu. Kita lanjutkan dengan jawaban mitra yang lain. Apa bisa disetujui," kata Dede.

Lantas, Tengku Bahdar terlihat mulai mengemasi berkas-berkas dan tasnya yang ada di mejanya.
Ia pun baru akan beranjak meninggalkan ruang rapay setelah mendengar pernyataan pimpinan rapat seperti itu.

Berita Rekomendasi

Namun, Saleh Daulay langsung mengambil mikrofon di mejanya. Ia menolak tawaran dari Dede Yusuf.

"Pimpinan, dia jangan disuruh keluar, ini belum selesai. Kalau dia keluar dianggap selesai. Saya tidak setuju BPOM keluar. Silakan di sini, tapi tidak usah bicara nggak apa-apa. Kalau dia keluar, dia nanti merasa merdeka begitu. Itu nggak betul," kata Saleh disambut gelak tawa beberapa anggota Komisi IX lainnya. Sementara, Tengku hanya terdiam dan kembali mengatur posisi duduknya.

Marwan Daposang juga meminta agar Tengku Bahdar tetap di ruang rapat. Sebab, Tengku Bahdar bisa dimintai penjelasan tentang hasil kerja yang telah dilakukan dalam pelaksanaan pengawasan vaksin di lapangan selama ini.

Namun, lagi-lagi Tengku Bahdar tidak mampu memberikan penjelasan yang dianggap memuaskan saat menjelaskan tugas pengawasan yang dilakukan BPOM terhadap peredaran vaksin selama ini.

"Faktanya kasus vaksin palsu ini sejak 2003. Berarti BPOM itu tidak (pengawasan). Kalau pengawasan dilakukan, vaksin palsu itu tidak ada. Jasd, saya sependapat, lebih baik BPOM diam dulu. Yang lain saja yang menjelaskan," pinta Saleh.

Dan akhirnya Dede Yusuf meminta Tengku Bahdar menghentikan pemaparan dan penjelasan. Sebab, sebagian besar anggota Komisi IX tidak berkenan lagi mendengarkan penjelasannya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas