Tito Diangkat Jadi Kapolri Untuk Redam Terorisme Saat Pemilu 2019
Tito diunggulkan karena masih usia muda dan bisa menjalin komunikasi lintas angkatan di Polri.
Penulis: Eri Komar Sinaga
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengangkatan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Komisaris Jenderal Tito Karnavian sebagai Kapolri dipandang sebagai antisipasi pergerakan teroris pada Pemilu 2019.
Ketua Umum DPP Generasi Baru Persatuan Indonesia (GB-Perindo), Ferdinand Montororing, mengatakan teroris akan menggunakan kesempatan tersebut mengingat suhu politik sangat tinggi.
"Oleh karena itu diperlukan seorang kepala Polri yang memiliki kemampuan intelijen tinggi dan mempunyai kapasitas, kapabilitas untuk mengambil langkah cepat. Itu lah yang menjadi dugaan saya konsepnya Jokowi," kata Ferdinand saat acara diskusi bertajuk 'Terorisme Doktrin Anti Kemanusian dan Anti Dialogis Berdampak Terguncangnya Ekonomi' di Jakarta, Sabtu (9/7/2016).
Menurut Ferdinand, penunjukan Tito tersebut sebenarnya tidak menandai kekurangcakapan para jenderal senior Tito di tubuh Polri.
Hanya saja, kata dia, Tito diunggulkan karena masih usia muda dan bisa menjalin komunikasi lintas angkatan di Polri.
"Yang dianggap mempunyai kemampuan mumppuni, usia muda, dan sudah dibuktikan dia bisa galang bawa gembong seniornya dibawa ke DPR saat fit and proper test," ujar Ferdinand.
Tito akan dilantik menjadi Kapolri pada 12 Juli 2016.
Dia menggantikan Jenderal Badrodin Haiti yang memasuki masa pensiun.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.