Orangtua Korban Vaksin Palsu: Ada Ruangan Kecil di Samping Ruang Dokter untuk Transaksi
Seorang orangtua korban, Matthew mengungkapkan bahwa terdapat sebuah ruangan kecil yang berada tepat di sebelah ruangan dokter Indra di RS Harapan Bun
Penulis: Amriyono Prakoso
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Amriyono Prakoso
TRIBUNNEWS.COM, BEKASI - Seorang orangtua korban, Matthew mengungkapkan bahwa terdapat sebuah ruangan kecil yang berada tepat di sebelah ruangan dokter Indra di RS Harapan Bunda, Ciracas, Jakarta Timur.
Dia menceritakan, istrinya yang juga pernah menjadi perawat di satu rumah sakit, pernah dibawa oleh suster setempat untuk ke ruangan kecil tersebut.
Matthew yang menyangka istrinya hanya akan berbincang dengan teman lama yang sekaligus sebagai kakak kelasnya, tidak mengerti jika terjadi transaksi pembelian vaksin tersebut.
"Saya tidak menyangka sama sekali. Ada ruangan kecil di samping ruang dokter untuk transaksi," ungkapnya saat ditemui di RS Elisabeth Bekasi, Minggu (17/7/2016).
Disitu, istri Matthew ditawarkan vaksin yang telah disuntikkan ke anaknya seharga Rp 1 juta, kemudian terjadi tawar menawar hingga harga yang harus dibayarkan sebesar Rp 850 ribu langsung kepada perawat tersebut.
Tawar menawar itu dilakukan karena perawat hanya mengatakan vaksin yang telah disuntikkan ke anaknya, merupakan vaksin pribadi milik dokter, karena vaksin dari rumah sakit dikatakan telah habis.
Untuk meminta penggantian dari kantornya, ayah satu anak itu meminta istrinya untuk mengambil kuitansi dari pihak rumah sakit.
"Tapi kuitansinya malah begini, tidak ada logo rumah sakit, tidak ada kop, mana bisa diganti. Kaya kuitansi beli di warung," katanya.
Diapun kesal lantaran dokter yang menangani anaknya tidak memberikan penjelasan secara rinci mengenai kegunaan obat dan apa efek samping yang telah diterima anak semata wayangnya.
Bukan hanya itu, dokter Indra yang saat ini belum diketahui keberadaannya langsung menyuntikan vaksin tersebut sebelum berkonsultasi dengan dirinya.
"Langsung main suntik aja, tanpa kasih tahu apa-apa. Dia bilangnya masih banyak pasien. Jelaslah saya kecewa, setelah itu harus bayar pula," tambahnya.
Matthew bertambah kaget ketika RS St Elisabeth Bekasi juga terdaftar di Kementerian Kesehatan sebagai penerima vaksin palsu dari CV Azka Medika.
Karena, anak Matthew juga melakukan vaksin di rumah sakit tersebut.