Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kisah Perjalanan Hidup Santoso Hingga Akhir Ajalnya

Santoso dilirik oleh Ustad Yasin yang pada saat itu tengah merintis pendirian Jamaah Anshorut Tauhid (JAT) di Poso.

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Kisah Perjalanan Hidup Santoso Hingga Akhir Ajalnya
IST
Santoso dan diduga jenazah Santoso 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian mengatakan, hasil identifikasi sementara jenazah yang tewas tertembak oleh Satgas Operasi Tinombala di Pegunungan Tambarana, Palu, Sulawesi Tengah, Senin (18/7/2016), adalah Santoso.

Lalu siap sebenarnya Santoso alias Abu Wardah, gembong teroris yang sudah lama bersarang di Poso, Sulawesi Tengah, dan menjadi target utama Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Markas Besar (Mabes) Polri?

Densus 88 mencatat Santoso menjadi dalang sejumlah aksi teror di negeri ini, seperti penembakan polisi di Pondok Aren, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten. Selain itu, ia membuat aksi teror di Poso.

Kisah awal, sebelum Santoso masuk ke dalam jaringan teroris, ia memiliki usaha menjual buku-buku Islami di Jalan Tamborana, di Sulawesi Tengah (Sulteng).

Lokasi kios Santoso di pinggir jalan, sehingga seringkali menjadi tempat mampir dan membeli orang.

Masyarakat di Dusun Bakti Agung, Desa Tambarana Trans, Kecamatan Poso Pesisir Utara, Kabupaten Poso, yang menjadi tempat tinggal Santoso dan keluarganya bahkan tak mempercayai bahwa ia yang mencari nafkah dengan berjualan buku keliling, sayur, buah-buahan dan terkadang menjadi buruh bangunan, bisa menjadi pemimpin aksi teror.

Kalau ditelusuri nama Santoso mencuat setelah mendalangi peristiwa penembakan anggota polisi di kantor Bank BCA, Palu, pada 25 Mei 2011.

Berita Rekomendasi

Bila diterlusuri, Santoso dilirik oleh Ustad Yasin yang pada saat itu tengah merintis pendirian Jamaah Anshorut Tauhid (JAT) di Poso.

Pada Februari 2012, Ustad Yasin mengangkat Santoso menjadi Qoid (ketua) bidang Asykari JAT wilayah Poso, karena Santoso saat itu masih memiliki dan menyimpan senjata api serta amunisi.

Pada akhir 2012 atau awal tahun 2013, Santoso bersama Daeng Koro mendeklarasikan berdirinya Mujahidin Indonesia Timur (MIT).

Sejak itu mereka melakukan perekrutan dan pelatihan militer (tadrib asykari) yang dilaksanakan beberapa kali di wilayah Pegunungan Biru, Poso Pesisir.

Santoso kemudian memimpin sejumlah pelatihan militer (tadrib asykari) yang dilaksanakan beberapa kali di Pegunungan Biru, Poso Pesisir Kabupaten Poso dan di pegunungan Malino Kecamatan Soyojaya, Kabupaten Morowali.


Para pesertanya berasal dari warga Poso, Morowali, Jawa, Kalimantan, Sumatera dan NTB.

Sejak Januari tahun ini Satuan Tugas Tinombala gabungan Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian RI berhasil mengepung Santoso alias Abu Wardah dan kelompoknya di Pegunungan Biru, Poso, Sulawesi Tengah.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas