Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Penyebaran Handphone Pengaruhi Tingginya Angka Pernikahan Pada Usia Anak

"Banyak kasus, pernikahan usia anak karena faktor Handphone,"

Editor: Adi Suhendi
zoom-in Penyebaran Handphone Pengaruhi Tingginya Angka Pernikahan Pada Usia Anak
Tribunnews.com/ Fransiskus Adhiyuda
Konferensi Pres peluncuran buku Analisis Data Perkawinan Usia Anak Di Indonesia di Hotel Sari Pan Pacific, Jakarta, Rabu (20/7/2016). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com Fransiskus Adhiyuda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPK) mencatat 23 dari 39 Kabupaten/kota di Jawa Timur memiliki prevalensi perkawinan usia anak di atas 20 persen.

Bahkan di 20 kecamatan di Kabupaten/Kota di Jawa Timur dengan prevalensi perkawinan usia anak sebesar 50 persen atau lebih.

Asisten III Bidang Kesejahteraan Rakyat Pemerintah Provinsi Jawa Timur, Shofwan mengatakan selain faktor kemiskinan dan budaya, teknologi menjadi faktor pernikahan usia anak.

"Banyak kasus, pernikahan usia anak karena faktor Handphone," kata Shofwan saat Konferensi Pres peluncuran buku "Analisis Data Perkawinan Usia Anak di Indonesia' di Hotel Sari Pan Pacific, Jakarta, Rabu (20/7/2016).

Shofwan mengatakan dirinya menemui beberapa kasus pernikahan usia anak.

Sebelum adanya Handphone (HP) kasus pernikahan usia anak sangat kecil, tetapi setelah Handphone menyebar terutama di kota menjadi faktor terjadinya pernikahan usia anak.

BERITA REKOMENDASI

"Kami menjumpai beberapa kasus, Dulu sebelum ada HP kasus ini kecil, tetapi begitu HP sudah banyak terutama di Kota, Anak "kecelakan" baik hamil, banyak dipengaruhi HP yang ada pornografinya, itu di kota" katanya.

Ia juga mengatakan angka pernikahan di pedesaan juga disebabkan kultur, anak usia muda harus menikah dengan harapan membantu perekonomian keluarga pihak perempuan.

"Tetapi di desa, disebabkan kultur desa terutama daerah pesisir, bahwa anak usia muda harus menikah dengan harapan mantu atau pihak laki-laki bisa membantu bekerja," katanya lebih lanjut.

Shofwan juga mengungkapkan anak harus mempunya pendidikan yang lebih bagus sehingga memiliki wawasan yang luas dan mengetahui risiko pernikahan muda.

"Harus diubah paradigmanya. bahwa pelayanan pendidikan harus lebih bagus sehingga anak-anak ini memiliki wawasan yang luas, sehinga mengetahui risiko dari pernikahan awal" katanya.


Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas