TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-- Kepala Staf Angkatan Udara (KASAU) Marsekal TNI Agus Supriatna meluncurkan buku biografinya berjudul 'Dingo Menembus Limit Angkasa'.

Peluncuran buku yang ditulis dua penulis dari Litbang Kompas, Bambang Setiawan dan Budiawan Sidik Arifianto ini berlangsung di Wisma Angkasa, Jalan Wijaya XIII, Jakarta, Sabtu (23/7/2016).

Dalam acara ini, turut hadir mantan Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara (Kadispenau) Marsekal Pertama Dwi Badarmanto dan Komandan Korps Pasukan Khas TNI Angkatan Udara Marsekal Muda Adrian Wattimena.

Dwi Badarmanto menyatakan buku 352 halaman ini terbit ada inisiatifnya karena menilai ada pengalaman Agus yang dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat.

"Saya kira ada hal-hal pribadi KSAU yang perlu diketahui. Setelah saya minta izin, saya hubungi pihak Kompas untuk bekerja sama dalam pembuatan buku ini," kata Dwi dalam sambutannya.

Rangkuman kisah hidup Agus Supriatna yang mulai dikerjakan sejak Oktober 2015, sedianya terbit pada Januari 2016.

"Rencananya selesai pada Januari agar bisa menjadi kado ulang tahun Pak Agus yang lahir tanggal 28 Januari," katanya.

Namun, karena ada beberapa hal yang tidak mau disebutkan Dwi, buku ini baru dapat diluncurkan hari ini.

Sedangkan salah seorang penulisnya, Bambang Setiawan, menyebutkan tidak mengalami permasalahan berarti saat menggali kehidupan Agus.

"Orang-orang di Lanud yang saya datangi, mereka bercerita dengan bebas," kata Bambang.

Hal senada disampaikan KSAU yang tidak membatasi penulis mencari sisi personalnya.

"Saya sampaikan saat itu, silahkan, saya bebaskan cari kekurangan dan kelebihan saya. Saya tidak tutup-tutupi," kata Agus Supriatna.

Buku yang dapat dibeli di Toko Buku Gramedia, bercerita tentang kelahiran Agus di Bandung, Jawa Barat pada 1959 hingga pengangkatannya sebagai KSAU dalam Pemerintahan Joko Widodo pada Januari 2015.

Selain itu, pengalaman yang dirasa Agus paling berkesan selama kedinasannya sebagai penerbang turut diungkap dalam biografinya.

Di antaranya saat dia menggunakan kursi pelontar untuk menyelamatkan diri dan mendaratkan pesawat tempur tanpa roda.