Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ima, Anak Dusun Krajan yang Kini Jadi Orang Penting di Amerika Serikat

Ima merupakan perwakilan dari Indonesia yang terpilih menjadi pembicara pada Konvensi Nasional Partai Demokrat yang digelar di Philadelphia, AS.

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Ima, Anak Dusun Krajan yang Kini Jadi Orang Penting di Amerika Serikat
HARIAN SURYA/SANY PUTRI
Orangtua Imamatul Maisaroh, Turiyo (54) dan Alimah (50) menujukkan foto cucunya saat ditemui dikediamannya, di Desa Kanigoro, Dusun Krajan, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang, Senin (25/7). Imamatul Maisaroh, merupakan aktivis perbudakan manusia yang diangkat menjadi Dewan Penasehat Gedung Putih. 

TRIBUNNEWS.COM - Turiyo (54) dan Alima (50) mengaku bangga pada anaknya, Imamatul Maisaroh (33).

Ima, adalah salah satu yang terpilih menjadi pembicara pada Konvensi Nasional Partai Demokrat yang digelar di Philadelphia, Pennsylvania, Amerika Serikat, Selasa (26/7/2016).

Ima merupakan perempuan asal Desa Kanigoro, Dusun Krajan, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang.

Anak pertama dari tiga bersaudara ini memiliki kisah hidup yang mengharukan sebelum ia sukses di negara lain.

Hari ini, Selasa (26/7), Ima akan berpidato di depan puluhan ribu delegasi dalam Konvensi Nasional Partai Demokrat.

Melalui pesan singkat messenger, ia menceritakan bagaimana ia bisa sampai ke Amerika.

"Dulu saya berhenti sekolah karena mau di kawinkan dengan orang yang tidak saya kenal. Akhirnya, saya kabur," ungkap Ima.

Berita Rekomendasi

Ima kemudian daftar ke sebuah perusahaan untuk kerja di Hong Kong. Karena ia tidak punya pengalaman, jadi ia harus latihan kerja.

"Saya latihan kerja di Malang and majikan saya ini punya saudara sepupu di AS. Saudaranya ini perlu pembantu, saya di tawarin. Saya senang sekali karna gajinya $150 per bulan," imbuhnya.

Pernyataan Ima kemudian dibenarkan oleh kedua orangtuanya,Turiyo (54) dan Alima (50).

Mereka mengaku menjodohkan Ima saat masih duduk dibangku sekolah kelas 1 SMA.

Ima ketika itu kemudian melarikan diri karena tak cinta. "Anaknya tidak suka. Mereka sudah menikah tapi belum sampai punya anak," tutur ayah Ima, Turiyo.


Turiyo dan istrinya saat itu tidak mengetahui kalau anaknya kabur, sampai pada akhirnya Ima ikut juragan untuk dipekerjakan sebagai tenaga kerja wanita (TKW).

Namun mereka harus menebus Rp 600 ribu karena Ima lebih memilih untuk ikut bekerja di Amerika ketimbang di Hong Kong.

Halaman
12
Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas