Bio Farma Akan Cari Teknologi Tinggi Agar Tidak Ada Lagi Vaksin Palsu
"Kami harus introspeksi dan mencegah kejadian ini terulang lagi. Kami akan coba untuk buat teknologi yang lebih keren lagi,"
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kejadian vaksin palsu mengagetkan seluruh masyarakat Indonesia tidak terkecuali badan dan lembaga yang bergerak di bidang kesehatan.
Mereka berupaya menyelesaikan kasus vaksin palsu dengan membuat Satgas penanganan vaksin palsu.
Satu pihak yang ikut kebakaran jenggot dengan permasalahan vaksin palsu adalah Biofarma.
BUMN yang bertugas memproduksi vaksin itu merasa harus segera menyelesaikan kasus vaksin palsu dan intropeksi diri.
Sekertaris Perusahaan Bio Farma, Rahman Rustan, saat menghadiri Ombudsman Mendengar mengenai vaksin palsu di Jakarta, Rabu (27/07/2016) siang.
Ia mengatakan Biofarma akan membuat teknologi baru sehingga tidak ada vaksin palsu lagi.
"Kami harus introspeksi dan mencegah kejadian ini terulang lagi. Kami akan coba untuk buat teknologi yang lebih keren lagi," ungkapnya.
Rahman merasa sebelum kejadian vaksin palsu, Bio Farma sudah membuat sebaik mungkin vaksin-vaksin.
Namun, ternyata masih bisa diacak-acak para pelaku vaksin palsu.
Bio Farma juga sudah memperkirakan hal-hal yang mungkin akan terjadi setelah kejadian vaksin palsu.
Diantaranya, kurangnya rasa kepercayaan masyarakat kepada pemerintah.
"Padahal sudah dibuat sebaik mungkin, kedepannya ini menjadi beban kami untuk sosialisasi lagi supaya imunisasi jumlahnya tidak berkurang, pasti kan kepercayaan masyarakat akan berkurang, kalau gak imunisasi akan banyak penyakit di Indonesia, " tuturnya.
Sekertaris Perusahaan Bio Farma itu juga membeberkan rencana jangka pendek maupun jangka panjang untuk meningkatkan kualitas dan mencegah terjadinya vaksin palsu.
"Untuk jangka pendek kita koordinasi dengan Bareskrim, BPOM, Dinkes kalau ada dicurigai vaksin palsu produksi biofarma, kemarin di TKP ditemukan produksi biofarma tapi itu bukan vaksin palsu. Sedangkan jangka panjang kita baru mencari teknologi tinggi yang tidak bisa ditiru siapa pun," tutur Rahman.