Cerita Istri Santoso soal Senjata yang Ditinggalkan di bawah Pohon
Tim alfa 29 Yonif 515/Raider Kostrad yang tergabung dalam Satgas Tinombala, berhasil menemukan senjata jenis SS2 V4
Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tim alfa 29 Yonif 515/Raider Kostrad yang tergabung dalam Satgas Tinombala, berhasil menemukan senjata jenis SS2 V4 (nomor senjata 015700) milik pemimpin teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Santoso yang luput dan dibawa lari saat terjadi kontak tembak beberapa hari lalu.
Penemuan soal senjata itu diketahui dari penuturan Jumiatun atau Umi Delima, istri kedua almarhum Santoso yang kini dirawat di RS Bhayangkara, Palu.
Meski belum menjalani pemeriksaan secara formal dan dituangkan dalam BAP, namun dalam wawancara, Delima banyak memberikan informasi bagi Satgas Tinombala.
Salah satu informasi itu yakni soal senjata yang turut dibawa oleh Delima. Senjata itu ditinggalkan di hutan, tidak dibawa oleh perempuan berusia 22 tahun itu karena senjata terlalu berat.
Kabid Humas Polda Sulawesi Tengah (Sulteng) AKBP Hari Suprapto mengatakan Demila mengakui meninggalkan senjata milik mendiang suaminya karena tidak kuat lagi untuk menentengnya.
"Jadi setelah baku tembak yang menewaskan Santoso, memang Delima berhasil kabur bersama Basri dan istri Basri. Saat kabur itu, mereka terpencar. Secara manusiawi pasti Basri memilih menyelamatkan istrinya," ungkap Hari saat dihubungi Tribunnews.com, Selasa (26/7/2016).
Kemudian selama lima hari bersembunyi dari kejaran Satgas Tinombala ternyata Delima berada di areal yang tidak terlalu jauh dari lokasi tewasnya Santoso.
Hingga pada akhirnya saat berjalan kaki, masih di wilayah Tambarana, Delima sudah lemas dan kelaparan sehingga ia memutuskan meninggalkan senjatanya di hutan.
"Bayangkan saja tinggi dia hanya 144 dan berat badannya hanya 34 kg. Makanya dia memutuskan meninggalkan senjata itu. Dia cerita senjata ditinggalkan di dalam hutan, di bawah pohon," tutur Hari.
Lalu berbekal info itu, akhirnya siang tadi senjata tersebut berhasil ditemukan tepatnya di area lokasi tanah longsor yang berjarak 50 meter dari pinggir sungai Tambarana Poso.
Terpisah, Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI (Kapuspen) Mayjen TNI Tatang Sulaiman membenarkan bahwa senjata itu ditemukan.
"Penemuan senjata tersebut ditemukan pada hari Selasa, 26 Juli 2016 sekitar pukul 13.20 WITA di area lokasi tanah longsor yang berjarak 50 meter dari pinggir sungai Tambarana Poso, Sulawesi Tengah," kata Mayjen TNI Tatang Sulaiman kepada wartawan di Jakarta.
Mendapat informasi yang sangat berharga tersebut, Tim Satgas Tinombala memerintahkan Dantim Alfa 29 untuk melakukan pencarian dan penyisiran daerah yang diduga menjadi tempat keberadaan senjata tersebut.
Diperintahkannya Tim Alfa 29 untuk melakukan penyisiran, karena Tim tersebut yang mengetahui lokasi dan mengenal medan ketika terjadi kontak tembak dengan kelompok teroris yang menewaskan Santoso.
Setelah dua hari melakukan penyisiran dan pencarian secara mendetail, akhirnya senjata tersebut berhasil ditemukan dengan posisi senjata SS2 V4 disandarkan pada pohon kecil berdaun lebar.
"Mudah-mudahan ini awal yang baik dan bisa diikuti oleh pengikut Santoso yang masih di hutan untuk turun gunung dan menyerahkan diri sesuai imbauan Panglima TNI dan Kapolri," tambah Tatang.