Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Dalam Rekaman Ini, Titus Ungkap Alasan Mengapa Ia Merasa Menjadi Korban Hukum di Indonesia

Titus berharap bila eksekusi dilakukan masyarakat Indonesia mengetahui jeritan hatinya.

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Dalam Rekaman Ini, Titus Ungkap Alasan Mengapa Ia Merasa Menjadi Korban Hukum di Indonesia
youtube
Tangis Kerabat Michael Titus Sampaikan Keberatan Eksekusi 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Michael Titus Igweh marah besar jelang pelaksanaan eksekusi matinya.

Kemarahan Titus yang kini jenazahnya akan dimakamkan di negara asalnya, Nigeria tersebut direkam keluarga Nila, adik ipar Titus selama 24 menit di Lapas Besi Nusakambangan. .

Nila mengatakan Rekaman tersebut diambil beberapa hari menjelang eksekusi melalui handphone. Titus berharap bila eksekusi dilakukan masyarakat Indonesia mengetahui jeritan hatinya.

Saat dibesuk, emosi Titus sangat labil. Nada bicaranya meninggi dan selalu marah-marah. Itu terjadi lantaran Titus tak bisa menerima eksekusi mati yang segera diterimanya waktu itu.

Dalam rekaman tersebut Titus meluapkan emosinya dengan menyalahkan semua pihak. Mulai dari pemerintah Indonesia, penegak hukum hingga media.

Berikut isi rekaman Titus yang menjelaskan bahwa dirinya tak bersalah"

Assalamualaikum masyarakat Indonesia yang cinta damai, salam sejahtera semuanya. Nama saya Michael Titus, terpidana mati tanpa bersalah.

Berita Rekomendasi

Saya tidak pernah bersalah sampai kapan pun. Hukum di negeri ini bukan hukum, tapi politik hukum, hukum politik. Hakim-hakimnya tidak ada yang benar, banyak oknum hakim yang tidak benar, banyak oknum-oknum polisi yang jahat, yang mau karena dapat pangkat sesat, dia mau korbankan orang lain.

Saya ini punya kasus, kasusnya saya enggak bersalah. Sudah ada dua orang yang ditangkap, polisi sudah bunuh dua-duanya, sebelum saya sidang.

Orang yang punya barang sudah mati, kemudian polisi mengarahkan ke saya dan meminta saya untuk mengaku pernah ke rumah pemilik narkoba untuk beli barang.

Saya sudah bantah itu ke persidangan. Karena semua intimidasi saya alami di kantor polisi.

Semua enggak ada yang mau tahu, karena saya orang hitam, orang Nigeria. Semua yang saya omongin pasti bohong. Karena memang sudah banyak yang kena masalah narkoba semua di-black list.


Tetapi polisi, Ibu Putu Mulyadi, Bambang, Sugeng, dan semua yang menangkap saya jangan lupa, kalau mereka tidak tobat, mereka kena akibatnya nanti. Karena Tuhan lihat semuanya, saya ini sudah dibebaskan, ditangkap lagi, dihukum mati.

Orang-orang yang terlibat dengan saya, sudah meninggal. Hillary saja sudah PK, hukumannya sudah turun 12 tahun. Lalu kenapa saya harus tetap dihukum mati?

Kemudian Bapak Artidjo Alkostar, kamu adalah hakim yang tidak patuh pada Tuhan. Anda adalah orang jahat yang luar biasa, yang perlu tobat. Saya salah apa? Kenapa saya mau dihukum mati? Salah saya di mana?

Media Indonesia paling jahat lagi, kalian cuma pamer-pamer berita yang jelek. Berita yang jelek-jelek kalian pamerkan, kalian tidak pernah jujur.

Sekarang Merry Utami, dia itu perempuan yang jelas-jelas kurir yang disuruh orang lain. Kalian mau eksekusi, bahkan ada yang pernah tulis dia ratu narkoba.

Kalau orang kirim barang (narkoba) disini enggak laku, mana mau kirim lagi, karena beli narkoba pakai uang, kan bisnis ilegal. Tapi kalau disini, senang. Senangnya minta ampun, sudah lupa Tuhan, sudah lupa agama, sudah lupa budaya, sudah lupa semuanya.

Jaksa Agung Prasetyo, Anda hebat. Sekarang Bapak guncang-guncang lagi desak MA, agar tidak ada lagi yang ajukan PK.

Bapak bunuh orang. Anda mau eksekusi orang, Anda senang, kalian jelas-jelas bawa orang narkoba untuk politik. Bapak jangan lupa, semua itu duniawi. Kalian semua harus tobat, jangan gunakan orang-orang narkoba untuk politik. (tribunnews/taufik ismail)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas