Kekurangan Makanan, WNI Sandera Abu Sayyaf Sakit Keras
EMPAT dari tujuh warga negara Indonesia (WNI) yang disandera kelompok militansi Abu Sayyaf dikabarkan sakit keras
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM -- EMPAT dari tujuh warga negara Indonesia (WNI) yang disandera kelompok militansi Abu Sayyaf dikabarkan sakit keras, lantaran kekurangan pasokan bahan makanan.
Karena kondisi tersebut, para penyandera mengizinkan sandera untuk berkomunikasi dengan keluarga untuk menekan pemerintah membayar uang tebusan secepatnya.
Salah satu keluarga sandera, Risna, mengatakan, sepupunya, M Sofyan yang kini menjadi salah satu tawanan kelompok Abu Sayyaf terus mengabarinya bahwa dia tengah sakit di bagian lambung.
"Anak dan istri Sofyan ada di Makassar. Saya di Samarinda bertetangga dengan Sofyan karena suami saya juga bekerja di PT PP Rusianto Bersaudara. Sofyan sudah menghubungi saya dan keluarga yang lain. Di sana mereka kekurangan makanan, jatah makanan harus berbagi dan kadang tidak makan," kata Risna, Selasa (2/8/2016).
Risna menjelaskan, dari cerita Sofyan, ada dua rekan lain yang menderita sakit parah. Mereka adalah M Nasir dan M Robin. M Nasir menderita luka infeksi di kaki, sementara Robin sudah sangat lemah dan kesulitan berbicara.
"Minggu lalu kami mendengar langsung salah satu sandera yang bernama Ismail menelpon istrinya, Mega. Ismail bercerita dengan menangis kalau di sana mereka tidak diberi makan secara layak. Ismail sangat takut melihat kondisi Pak Nasir dan Pak Robin, karena keduanya sudah sangat menderita," ujarnya.
Dari komunikasi itu, semua keluarga korban langsung gelisah dan menangis bersama. Para keluarga pun memutuskan pergi ke Jakarta dan mendatangi Crisis Centre di Kementerian Luar Negri RI.
Sementara Risna tidak ikut ke Jakarta, dan hanya menunggu kabar di Samarinda saja. "Ada beberapa orang yang berangkat ke Jakarta, termasuk istri M Robin dan istri Ismail. Kalau saya, karena suami saya masih berlayar maka saya hanya tinggal di rumah menanti kabar. Siapa tahu, sepupu saya mengabari lagi," pungkasnya.
Dian Megawati Ahmad, istri dari Ismail, nakhoda kapal TB Charles 001 menambahkan, ABK M Natsir menurut informasi yang diterima mengalami infeksi di kaki.
Selama ini mereka dibawa penyandera selalu berpindah‑pindah dengan tidak menggunakan alas kaki.
"Mereka semua sakit, suara mereka sangat lemah, M Natsir kakinya terkena infeksi. Mereka semua sudah tidak tahan lagi dan minta untuk segera dibebaskan, mereka minta kepada pemerintah membayar saja, agar mereka bisa bebas," ungkap Mega kepada Tribun.
Hingga nasib para ABK dan sandera lainnya belum jelas. Kini pihak keluarga tengah mencari penjelasan dan meminta Pemerintah segera membebaskan sandera dari tangan kelompok Abu Sayyaf di Filipina Selatan. (cde/kompas.com)