Mantan Kalapas Batu Tolak Rp 10 Miliar dari Freddy Budiman, Sepekan Terakhir Sulit Tidur
Sepekan belakangan Liberty Sitinjak tak bisa tidur. Ponselnya terus berdering, banyak orang bertanya soal Freddy Budiman.
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Galih P Asmoro
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Mantan Kepala Lapas Batu Nusakambangan, Sitinjak Liberty, berharap polemik tentang almarhum Freddy Budiman, gembong narkoba, segera selesai.
Nama Freddy kembali melambung ke publik setelah Koordinator KontraS, Haris Azhar, menuliskan testimoni tentang Freddy selama hidup di Lapas Batu, Nusakambangan. Yang membuat publik tersentak, uang Freddy masuk kantong oknum aparat BNN, Polri dan jenderal TNI
Sitinjak berharap, berakhirnya polemik testimoni Freddy membuat semua pihak bisa kembali konsentrasi menyelesaikan pekerjaan masing-masing.
Dihubungi Tribun Jateng lewat telepon, Selasa (9/8/2016), Sitinjak yang kini menjabat Kepala Divisi Pemasyarakatan Kanwil Kementerian Hukum dan HAM di Nusa Tenggara Timur itu mengaku sudah sepakan sulit tidur dan berkonsentrasi dalam bekerja.
Lantaran, Sitinjak harus meladeni pertanyaan dari berbagai pihak, satu di antaranya kalangan media, yang mengonfirmasi soal Freddy seperti diutarakan Haris.
Sitinjak tidak mengungkapkan lebih jauh siapa saja yang menghubungi dirinya setelah polemik ini meledak selain awak media.
"Saya ditelepon terus oleh wartawan. Bukannya saya tidak mau jawab, namun saya juga harus bekerja. Saya harap persoalan ini segera bisa selesai," kata Sitinjak.
Seharian ini ia mengaku mematikan telepon genggamnya agar bisa beristirahat dengan lebih tenang. Sehari sebelumnya, Senin (8/8/2016), Sitinjak mendatangi kantor Badan Narkotika Nasional di Jakarta Timur untuk memberikan keterangan soal Freddy.
"Begitu hidup, sudah banyak SMS yang masuk," lanjut Sitinjak.
Di sisi lain, pria kelahiran 1 Juli 1964 itu berpendapat, untuk menyelesaikan persoalan tersebut adalah dengan berbenah diri. Jangan sampai ada kegaduhan di Indonesia. Dengan begitu, semua yang terkait dalam kasus ini bisa kembali bekerja dengan tenang.
"Saya misalnya. Sebentar lagi HUT Kemerdekaan. Ada 3.052 warga binaan di NTT. Kalau begini terus, kapan saya mengurus mereka?" Sitinjak mengeluh.
Sitinjak menjabat sebagai Kalapas Batu terhitung September 2013 sampai September 2014. Saat itu Freddy masuk ke Lapas Batu dan menjadi selebriti di antara narapidana lainnya. Sampai-sampai Sitinjak memerintahkan bawahannya membuat sel isolasi selama dua hari, khusus untuk Freddy.
Guna memantau aktivitas Freddy di dalam sel isolasi, Sitinjak memasang kamera pengawas (CCTV) yang terhubung dengan monitor di ruang kerjanya. Moncong kamera terpasang tepat di depan pintu sel dan di dalam sel Freddy.
Sitinjak, tulis testimoni tersebut, sempat mendapat tekanan dari oknum petugas BNN untuk mencopot kamera pengawas di ruang isolasi Freddy Budiman.
Selama mengerangkeng Freddy secara maksimum, Sitinjak sabar membimbingnya untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan dan menyadari semua kesalahannya.
Pria yang pernah menjadi koordinator tujuh kepala lapas di Nusakambangan itu mengaku Freddy sempat menawarkan uang. Beredar informasi jumlahnya sekira Rp 10 miliar.
“Jumlahnya tidak usah disebutkan dan dibahaslah. Tetapi benar Freddy pernah menawari saya uang berapa pun saya minta asalkan saya bersedia memenuhi permintaannya,” cerita Sitinjak, Jumat (29/07/2016).
Apa jawaban Sitinjak kepada Freddy?
“Saya bilang ke dia, ‘Saya tidak butuh duitmu, tapi saya butuh kamu jadi orang baik. Memang kamu dijatuhi hukuman mati, tapi ingat kematian diatur oleh Tuhan. Mulailah mendekatkan diri kepada sang Kuasa'," kata Sitinjak mengingat pesannya untuk Freddy.