SBY Lebih Berat Teken Persetujuan Buku Kumpulan Puisi Ketimbang Keppres
Tak hanya bermain gitar, menulis lagu dan buku, bernyanyi, Presiden ke-6 Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono, juga menulis puisi.
Penulis: Valdy Arief
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Valdy Arief
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tak hanya bermain gitar, menulis lagu dan buku, bernyanyi, Presiden ke-6 Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono, juga menulis puisi.
Konon, SBY merasa lebih berat menandatangani persetujuan mana saja puisi yang hendak diterbitkan, ketimbang menandatangani keputusan presiden. Satu di antara puisi SBY berjudul Siapa Salah.
Siapa Salah
Kenapa kau kalah Sang Kandidat
Ya, bagaimana aku tidak kalah
Tim kampanyeku payah
Partaiku banyak masalah
Pengikutku juga mudah menyerah
Ooo,itu penyebabnya
Bukan hanya itu, KPU-nya kacau dan gamang
Saya yakin lawan saya pun curang
Pasti tidak pula mereka punya uang
Nah, kalau kesalahan kamu?
Kesalahanku....
Aku salah memilih orang-orang
Mungkin, ada juga kekurangan kamu sendiri?
Kekuranganku,
Seharusnya mereka saya pecat dan saya tendang
Jakarta, 28 Juli 2008
Puisi Siapa Salah diambil dari kumpulan puisi, "Membasuh Hati di Taman Kehidupan." Puisi ini tertulis dalam buku Menggapai Bintang dan Matahari. Buku terbitan Grasindo ini berisi kumpulan puisi SBY dan beberapa anggota Cadaka Dharma 73, paguyuban alumni Akabri lulusan 1973.