SBY Lebih Berat Teken Persetujuan Buku Kumpulan Puisi Ketimbang Keppres
Tak hanya bermain gitar, menulis lagu dan buku, bernyanyi, Presiden ke-6 Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono, juga menulis puisi.
Penulis: Valdy Arief
Editor: Y Gustaman
Penyelaras bahasa dari Penerbit Grasindo, Adi Pramono, menceritakan ketatnya proses pengumpulan 171 puisi yang disumbang 46 perwira TNI dan Polri seangkatan SBY. Buku ini terbagi dalam tujuh episode dengan tema berbeda.
Penerbit Grasindo, sambung Adi, hanya bertugas mencetak naskah dan membuat rancangan sampul draf buku. Ketika buku masuk sekitar November 2015, penerbit baru bisa menerbitkan pada Agustus 2016 karena prinsip 'kehati-hatian.'
Adi membenarkan SBY teramat hati-hati sebelum karyanya diterbitkan. Cerita itu ia dapat dari Ketua Panitia Penyusunan Buku, Laksamana Muda (Purn) Darmawan.
"Pak Darmawan bilang, untuk tanda tangan persetujuan, Pak SBY merasa lebih berat ketimbang saat menandatangani Keppres (Keputusan Presiden)," cerita Adi.
Buku Menggapai Bintang dan Matahari merupakan kumpulan puisi karya Susilo Bambang Yudhoyono dan anggota Cadaka Dharma 73, paguyuban alumni Akabri lulusan 1973. TRIBUNNEWS.COM/RAVIANTO
Selain ada semacam seleksi kualitas puisi yang mereka tampung, detil penulisan juga turut mendapat perhatian. "Kami juga lihat hingga titik komanya," kata Darmawan dalam kesempatan terpisah.
SBY sebagai pencetus buku setebal 316 halaman itu sama sekali tidak menyinggung saat peluncurannya di Sasana Kriya, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur, Selasa (9/8/2016).
Suami Kristiani Yudhoyono ini menyatakan seluruh puisi di dalam buku tersebut ia tulis sendiri. "Salah satu saja dari seribu memori yang tersimpan dalam hati dan kenangan kami," tulis SBY.