Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

''Perlawanan'' Soekanto Ketika Dicopot dari Kapolri oleh Soekarno

Tak ayal lagi aksinya itu pun mengangetkan sejumlah orang di kantor.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in ''Perlawanan'' Soekanto Ketika Dicopot dari Kapolri oleh Soekarno
TRIBUNNEWS/HERUDIN
Wapres Jusuf Kalla bersama Awaloedin Djamin Mantan Kapolri dan penulis buku pada peluncuran buku Jenderal Polisi Raden Said Soekanto Tjokrodiatmodjo Bapak Kepolisian Negara RI Yang Nyaris Dilupakan, di Jakarta, Kamis (11/8/2016). Buku tersebut mengisahkan RS Soekanto Tjokroadiatmodjo sebagai Kepala Kepolisian RI pertama yang menjabat dari 29 September 1945 hingga 14 Desember 1959. Ia dianggap sebagai peletak dasar kepolisian nasional yang profesional dan modern. TRIBUNNEWS/HERUDIN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Raden Said (RS) Soekanto Tjokrodiatmodjo menolak untuk menyerahkan Jabatan Kapolri yang sudah diembannya selama empat belas tahun.

Hal itu dikatakan Kapolri pertama ini kepada Katik Soeroso, yang merupakan utusan dari Menteri Kordinator Pertahanan dan Keamanan (Menko Hankam) A.H. Nasution.

Dikutip dari buku Jenderal Polisi Raden Said Soekanto Tjokrodiatmodjo, dijelaskan bahwa Katik saat itu, 16 Desember 1959, menemui Soekanto di Mabes Polri, Jakarta, untuk menyampaikan bahwa Soekarno Djojonagoro sudah ditunjuk oleh Presiden sebagai Kapolri baru dan serah terima jabatan akan dilaksanakan keesokan harinya.

"Jadi apa yang harus diserahterimakan, karena saya tidak menjabat lagi," ujar Soekanto dengan nada geram.

Soekanto yang merasa tidak melakukan kesalahan itu, memaknai keputusan pencopotan dirinya oleh Presiden sebagai pencopotan tidak hormat.

Ia pun kecewa dengan keputusan tersebut. Walaupun demikian, ia tetap menghadiri pelantikan Kapolri baru.

Di hari pelantikan Kapolri baru, Soekanto yang merasa dicopot dengan tidak hormat itu menolak menenakan pakaian dinas Polisi.

Berita Rekomendasi

Ia memilih mengenakan pakaian sipil.

Tak ayal lagi aksinya itu pun mengangetkan sejumlah orang di kantor yang sempat ia pimpin itu.

Di acara pelantikan Kapolri baru yang digelar secara tertutup itu, Soekanto 'melawan' dengan menolak untuk menandatangani Berita Acara Sertijab.

Pasalnya di berkas tersebut namanya masih ditulis sebagai Menteri Muda Kepolisian/Kepala Kepolisian Negara (KKN) atau Kapolri.

Akhirnya pada berkas tersebut ditambahkan kata "bekas," dan Soekanto pun mau menadatangani dokumen itu.

Setelahnya Soekanto juga masih berkenan memberikan sambutannya walaupun singkat, ia menyampikan "teguhkan dalam iman dan bangunkan kembali korps Kepolisian seperti sedia kala."

Setelah upacara selesai, Soekanto menyalami semua orang.

Ia lalu masuk ke ruangan yang terletak tepat di sebelah ruang Kapolri, yakni ruang tempat menyimpan panji-panji Polri.

Soekanto memanfaatkan kesempatan tersebut untuk berdoa. Ia lalu pulang, dan mulai kepindahannya ke kediaman barunya di kawasan Jakarta Pusat.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas