Presiden Jokowi dan Ibu Negara Pamer Pakai Baju Adat Nias
Baju adat Nias yang dipakai Jokowi dan Ibu Negara itu dinamakan Baru Oholu
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Nias, Sumatera Utara, Jumat (19/8/2016).
Kunjungan ini dimaksudkan untuk melihat langsung potensi dari daerah tersebut yang dapat ditingkatkan ke depannya.
Dalam satu sesi kegiatan yang dilakukan, Presiden Jokowi dan Ibu Negara terlihat memakai pakaian adat suku Nias berwarna kuning berpadu wotif merah.
Baju adat Nias yang dipakai Jokowi dan Ibu Negara itu dinamakan Baru Oholu untuk pakaian laki-laki dan Õröba Si’öli untuk pakaian perempuan.
Pakaian adat tersebut biasanya berwarna emas atau kuning yang dipadukan dengan warna lain seperti hitam, merah, dan putih.
Dalam akun twitternya, @jokowi, Jumat (19/8/2016), Presiden Jokowi pun memamerkan kekayaan budaya Indonesia melalui keindahan baju adat Nias itu kepada warga media sosial.
Selain memakai pakaian adat dominan kuning itu, Presiden Jokowi dan Ibu Negara memakai perhiasan, baik logam maupun kain di bagian kepala.
Bahkan Presiden Jokowi melemparkan pertanyaan kepada warga medsos, "keren tidak?"
"Saya dan Ibu Iriana mengenakan baju daerah Nias. Warnanya mentereng banget. Keren nggak?" demikian Jokowi tulis dalam akun twitternya.
Dalam kunjungannya ke Pulau Nias, Jokowi menjawab keluhan masyarakat dan Pemda setempat mengenai kekurangan listrik, dimana yang tersedia hanya 27 megawatt sementara yang dibutuhkan 50 megawatt, Presiden langsung berjanji akan segera memenuhinya.
"Nias kurang listrik. Sudah ada pasokan 27 megawatt. Saya akan tambah 25 megawatt lagi. Oktober harus selesai," tulis Jokowi.
Seperti dikutip dari laman Sistem Informasi Pulau Nias, pakaian adat tersebut biasanya berwarna emas atau kuning yang dipadukan dengan warna lain seperti hitam, merah, dan putih.
Adapun filosofi dari warna itu sendiri antara lain:
* Warna kuning yang dipadukan dengan corak persegi empat (Ni’obakola) dan pola bunga kapas (Ni’obowo gafasi) sering dipakai oleh para bangsawan untuk menggambarkan kejayaan kekuasaan, kekayaan, kemakmuran dan kebesaran.
* Warna merah yang dipadukan dengan corak segi-tiga (Ni’ohulayo/ ni’ogöna) sering dikenakan oleh prajurit untuk menggambarkan darah, keberanian dan kapabilitas para prajurit.
* Warna hitam yang sering dikenakan oleh rakyat tani menggambarkan situasi kesedihan, ketabahan dan kewaspadaan.
* Warna putih yang sering dikenakan oleh para pemuka agama kuno (Ere) menggambarkan kesucian, kemurnian dan kedamaian.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.