Lokomotif KA Penyelamat Bung Karno-Hatta dari Pasukan Belanda Kini Tak Diketahui Keberadaannya
Kereta yang membawa gerbong IL 7 dan IL 8 itu kemudian mengangkut Soekarno dan Hatta beserta dengan keluarganya untuk pergi ke Yogyakarta.
Penulis: Amriyono Prakoso
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Amriyono Prakoso
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tahukah anda mengenai cerita satu rangkaian kereta api yang menyelamatkan Soekarno dan Republik Indonesia dari pasukan Belanda pada awal 1946?
Ya, pada 3 Januari 1946, satu rangkaian kereta berjalan mundur dari Stasiun Manggarai ke kediaman Soekarno yang pada saat itu berada di Jalan Pegangsaan no 52, Cikini, Jakarta tepat pukul 18.00 WIB menuju Yogyakarta agar menghindari tentara Belanda (NICA) yang berencana menculik Soekarno.
Ditemui di Galeri Foto Jurnalistik Antara, Sejarawan Indonesia, Rushdy Hoesein menceritakan perjalanan rangkaian kereta dari Stasiun Mester Jatinegara dengan menggunakan lokomotif bernomor C28.49 buatan Belanda 1919 yang dikemudikan oleh dua orang masinis, dilakukan tanpa diketahui banyak pihak.
"Tidak ada lampu yang dinyalakan, semua jendela ditutup, dan tidak ada suara apapun, sunyi, menyalakan rokok saja tidak boleh. Hanya beberapa orang saja yang tahu misi itu," kata Rushdy.
Kereta yang membawa gerbong IL 7 dan IL 8 itu kemudian mengangkut Soekarno dan Hatta beserta dengan keluarganya untuk pergi ke Yogyakarta dalam rangka menyelamatkan diri karena Belanda telah berhasil menembak Menteri Pertahanan Amir Sjarifuddin dan juga usaha pembunuhan kepada Perdana Menteri Sjahrir pada akhir 1945.
Rushdy melanjutkan, sebelum rangkaian kereta yang memboyong Soekarno itu melakukan perjalanan, Pimpinan Eksploitasi Barat, Sugandi mengelabui tentara Belanda pada siang hingga sore hari dengan melakukan beberapa kali langsiran lokomotif, hingga pasukan sekutu tidak menduga akan ada misi tersebut.
Diceritakannya, terdapat beberapa rangkaian kereta api saat itu di Stasiun Manggarai, pasukan Belanda yang berada di hampir setiap peron membawa senjata untuk melihat gerakan yang mencurigakan.
"Rangkaian kereta Bung Karno dan Bung Hatta ada di Peron 3. Mereka (pasukan sekutu) tidak curiga. Sampai akhirnya kereta ini berjalan mundur dan kereta yang masih ada di stasiun, masuk ke Peron 5," jelas Rushdy.
Sesampainya di kediaman Soekarno, Dwitunggal tersebut akhirnya masuk ke dalam gerbong kereta bersama dengan anggota keluarga lainnya dan persis usai melewati Stasiun Bekasi, lokomotif C28.49 yang merupakan lokomotif paling canggih kala itu menancap gas hinga 120 km per jam dan seluruh penerangan dapat dinyalakan.
Menurut Rushdy, jika misi itu gagal atau tidak berjalan dengan baik, maka Soekarno dan Hatta telah mati terbunuh oleh pasukan sekutu yang melakukan penjagaan ketat di Ibukota Jakarta, terlebih sudah dua orang menteri yang berada di kabinet tertembak peluru pasukan Belanda.
Saat ini, lokomotif bersejarah itu tidak diketahui keberadaannya, hanya lokomotif serupa yang menjadi koleksi di Museum Transportasi.
Sementara Gerbong IL 7 dan IL 8 dan yang mengangkut Soekarno dan Bung Hatta berada di Taman Mini Indonesia Indah.