Polisi Diminta Ungkap Otak Pelaku di Balik Teror Medan
Menurut Eva, pelaku yang belum genap berusia 18 tahun itu telah dimanipulasi sedemikian rupa sehingga berani melakukan aksi yang sulit diterima.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kaukus Pancasila menilai aksi kejam percobaan pembunuhan dan teror bom di Gereja Katolik Stasi Santo Yosep, Medan menunjukkan adanya bagian dari peristiwa perang proksi.
Demikian anggota Kaukus Pancasila dari Fraksi PDIP, Eva Kusuma Sundari menegaskan kepada Tribunnews.com, Senin (29/8/2016).
Dari Wikipedia, proxy war atau perang proksi adalah perang yang terjadi ketika lawan kekuatan menggunakan pihak ketiga sebagai pengganti berkelahi satu sama lain secara langsung.
Teror yang terjadi, Minggu (28/8/2016) itu juga terjadi percobaan pembunuhan terhadap Pastor Albert Pandiangan dengan sebilah pisau.
Meskipun tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut, kejadian ini telah berhasil menciptakan rasa takut kepada umat katolik yang hendak melaksanakan hak beribadahnya dalam suasana aman.
“Peristiwa ini bagian dari perang proksi,” tegas Eva.
Menurut Eva, pelaku yang belum genap berusia 18 tahun itu telah dimanipulasi sedemikian rupa sehingga berani melakukan aksi yang sulit diterima akal sehat.
“Kepolisian harus mampu mengungkap otak dibalik peristiwa ini,” ujarnya.
Politikus PDI Perjuangan ini menyuarakan agar anak-anak Indonesia jangan terus menjadi korban manipulasi pihak tertentu yang mengambil keuntungan dalam perang proksi, seperti yang terjadi di Medan.
Selain itu, Kaukus Pancasila juga mengkritisi program deradikalisasi yang dinilai gagal dalam menghapuskan aksi teror yang sampai saat ini terus terjadi.