Pangkostrad Targetkan Sepak Bola Indonesia Bisa Berlaga Dalam Olimpiade 2024
Pembinaan usia dini akan jadi prioritas bagi Letjen TNI Edy Rahmayadi bila terpilih menjadi Ketua Umum Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI).
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pembinaan usia dini akan jadi prioritas bagi Letjen TNI Edy Rahmayadi bila terpilih menjadi Ketua Umum Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI).
Jendral bintang tiga yang kini menjabat sebagai Pangkostrad TNI AD itu mengaku yakin programnya tersebut akan sukses membawa Indonesia berlaga di Olimpiade 2024 mendatang.
"Kita kejar itu Olimpiade 2024," ujar Edy kepada wartawan di Mako Kostrad, Jakarta Pusat, Selasa (30/8/2016).
Edy mengatakan bila terpilih nanti, pembinaan akan dibagi menjadi tiga wilayah.
Wilayah barat yang mencakup wilayah dari Aceh sampai Lampung.
Kemudian wilayah tengah yang mencakup Kalimantan hingga Jawa.
Lalu, wilayah Timur yang mencakup Bali hingga Papua.
Dari tiga wilayah itu, pembinaan akan dilakukan untuk kelas 15 tahun, 17 tahun dan kelas 19 tahun.
Dari kelas-kelas tersebut, akan disaring pemain-pemain muda terbaik untuk dibina langsung PSSI.
Pemain yang saat ini berusia 15, 17, dan 19 tahun pada 2024 mendatang akan memasuki usia puncak dan dapat berlaga secara maksimal.
"Bola ini tidak bisa instan, harus pembinaan panjang, ini harus jelas," katanya.
Dengan kondisi saat ini, ia mengatakan akan terlalu berat bila atlet muda Indonesia dipaksa untuk meraih prestasi di Olimpiade 2024.
Kata dia, waktu pembinaan agar maksimal butuh lebih dari empat tahun.
Sampai 2024 mendatang, persepakbolaan Indonesia harus benar-benar dikelola dengan baik.
Edy mengatakan tidak boleh ada niat lain bagi pengurus PSSI selain memajukan dunia sepak bola Indonesia.
Tidak boleh lagi ada pengaturan skor yang hanya berujung pada keterpurukan dunia sepak bola.
Ia mengatakan tidak boleh lagi ada pemain dan wasit yang tidak profesional.
Ia siap mengerahkan anggotanya bila ada pihak yang mencoba memaksakan kehendaknya untuk kepentingan sendiri yang dapat mengganggu persepakbolaan Indonesia.
"Saya Pangkostrad, anak buah saya banyak, yang tidak bisa (diselesaikan) dengan cara alami, ya saya akan gunakan kekuatan saya, demi ini semua," katanya.