Kapolri Pastikan Tidak Ada Aliran Dana Freddy Budiman ke Polisi
"Itu untuk dipertontonkan kepada tim independen, termasuk Pak Effendi Gozali, Pak Hendardi, kemudian Bu Pungki," kata Kapolri.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian menyikapi secara serius isu aliran dana yang mengalir ke anggotanya dalam kasus Freddy Budiman.
Ia mengatakan video testimoni gembong narkoba tersebut telah diserahkan ke Inspektur Pengawasan Umum (Irwasum) Polri Komjen Dwi Prayitno.
"Saya ingin klarifikasi. Saya sudah mendapatkan video, ini saya serahkan kepada Irwasum," ujar Tito saat ditemui usai menghadiri acara Syukuran HUT ke-68 Polwan di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Kamis (1/9/2016).
Ia menambahkan, video tersebut diserahkan untuk bisa dilihat oleh tim independen.
"Itu untuk dipertontonkan kepada tim independen, termasuk Pak Effendi Gozali, Pak Hendardi, kemudian Bu Pungki," katanya.
Menurutnya, penyerahan tersebut bertujuan agar tim tersebut bisa melihat apa yang telah disaksikannya bahwa tidak ada nama polisi yang disebut menerima aliran dana dari gembong narkoba yang telah dieksekusi mati tersebut.
Wajahnya pun sesaat tampak tegang.
Jenderal bintang empat itu pun mengatakan secara tegas, tidak ada aliran dana.
"Tolong ini ditekankan ya, dalam kaitan aliran dana 'nggak ada'," tegasnya.
Kapolri mengaku tidak tahu kabar ada atau tidaknya polisi yang diperiksa terkait kasus yang diduga menyeret banyak nama pejabat penting penegak hukum negeri ini.
Ia pun enggan menyebutkan nama polisi yang dianggap mengetahui kegiatan aliran dana tersebut dan menyerahkan semua pada tim independen.
"Ada nama polisi yang disebut dianggap tahu kegiatan, tapi saya nggak mau sebutkan nama-nama itu supaya tim independen ini bisa melakukan investigasi," jelasnya.
Mantan Kepala BNPT itu mengaku sengaja merahasiakan hal tersebut lantaran khawatir media akan menarik kesimpulan dini.
"Kalau kita langsung buka ke publik, media nantinya terlanjur menuduh sesuatu, sedangkan tim investigasinya terlambat di belakang," tuturnya.
Tito pun berharap tim independen bisa bergerak cepat.
"Saya ingin adanya tim investigasi ini bisa melakukan langkah yang lebih cepat dibanding media," kata Tito.
Sebelumnya, Tim pencari fakta berupaya keras untuk mengungkap kebenaran pernyataan Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) Haris Azhar.
Haris mengatakan Freddy menyebut sejumlah oknum polisi yang turut terlibat dalam jaringan tersebut.
Polri pun tidak mudah percaya terhadap testimoni tersebut, maka tim investigasi pun dibentuk.
Tim tersebut diketuai oleh Inspektur Pengawasan Umum (Irwasum) Polri Komjen Dwi Prayitno.
Tidak hanya Polri yang membentuk tim investigasi, namun TNI pun melakukan hal serupa untuk menelusuri validitas informasi tersebut.