Unsada dan Swiss German University Gelar Kerjasama Perkuat Bela Negara
Universitas Darma Persada (Unsada) bekerjasama dengan Swiss German University (SGU) dalaam rangka melaksanakan Tri Darma Perguruan Tinggi
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Universitas Darma Persada (Unsada) bekerjasama dengan Swiss German University (SGU) dalaam rangka melaksanakan Tri Darma Perguruan Tinggi, khususnya dalam bidang Bela Negara melalui Resimen Mahasiswa (Menwa).
Penandatanganam kesepakatan bersama yang disaksikan oleh 2 Rektor Perguruan Tinggi lannya ini dilaksanakan di Kampus Unsada pada Rabu (31/8).
Sebagai salah satu komponen cadangan pertahanan negara, Menwa merupakan kekuatan sipil yang berasal dari unsur mahasiswa.
Selain perannya sebagai Menwa untuk membela NKRI tercinta, identitas ‘mahasiswa’ yang memiliki kewajiban dan tanggung jawab untuk menimba ilmu dan memupuk prestasi akademik perlu untuk selalu dijunjung tinggi.
Hal inilah yang menjadi perhatian besar Rektor Unsada, Dadang Solihin, dan Rektor SGU, Filiana Santoso.
Dadang memandang bahwa kerjasama ini merupakan langkah yang baik bagi Perguruan Tinggi untuk dapat memperkuat sinergi dalam rangka meningkatkan kesadaran akan cinta tanah air dan wawasan kebangsaan di kalangan mahasiswa.
“Sebagai mahasiswa, mencapai kesempurnaan dalam ilmu (pendidikan) itu amatlah penting. Akan tetapi, ilmu mereka tersebut perlu dilengkapi dengan pengabdian kepada Bangsa dan Negara Indonesia agar dapat berguna untuk kemajuan bangsa,” ujar Dadang.
Dalam sambutannya, Filiana menyampaikan bahwa walaupun universitas yang dipimpinnya terkesan ‘berkiblat’ ke Eropa, namun dapat dipastikan jiwa dan semangat nasionalisme para mahasiswa dan jajaran SGU tidak luntur.
Semangat itulah yang mendorongnya untuk memberikan perhatian khusus untuk menyuarakan ‘Bela Negara’ di kalangan mahasiswa SGU.
Hal yang menarik pada pertemuan Rabu (31/8) tersebut adalah karena penandatanganan kesepakatan bersama antara Unsada dan SGU disaksikan oleh 2 (dua) Rektor Perguruan Tinggi lain, seperti Rektor Unkris, Abdul Rivai, dan Rektor STT PLN, Supriadi Legino.
Sedangkan Abdul Rivai berharap semoga sinergi antara 5 (lima) Rektor Perguruan Tinggi Swasta bersama Resimen Mahasiswa dapat terus berlangsung untuk bersama-sama meningkatkan rasa nasionalisme dan cinta bela Negara di tingkat Perguruan Tinggi.
Mengingat isu Menwa yang dikatakan memgedepankan militerime dalam di kegiatannya, Legino mengakui bahwa ketahanan negara tidak mungkin hanya dilaksanakan oleh segelintir aparatur negara saja, melainkan kesiapan dan kesediaan setiap unsur masyarakat yang bersatu untuk membela Negara melalui bidang keahlian masing-masing sangatlah penting.
"Khususnya dalam dunia edukasi, sinergi seluruh Perguruan Tinggi di Indonesia akan menghasilkan ‘energi’ yang kuat bagi ketahanan Negara Republik Indonesia,” tutur Supriadi Legino.
Tidak hanya 4(empat) Rektor yang hadir pada acara tersebut, hadir juga Laksda TNI Surya Wiranto dari Kemenkopolhukam Bidang Kemenkopolhukan, dan Mayjen TNI Hartind Asrin, Kepala Badan Diklat Kementerian Pertahanan, untuk menyampaikam paparan seputar Bela Negara.
Mereka sepenuhnya mendukung kerjasama Unsada dan SGU agar ‘rantai’ semangat Bela Negata di kalangan mahasiswa tidak terputus oleh satu generasi pun.
Di akhir acara, Dadang yang mendapatkan kesempatan istimewa menyematkan Brevet Snake Handler bagi para tamu undangan yang mengikuti Pelatihan Penanganan Ular di Unsada, mengatakan kekuatan negara terletak pada generasi pemuda-pemudi kita sekarang.
"Jika mereka tidak dibekali wawasan Bela Negara dan tidak ditumbuhkan rasa cinta kepada kekayaan Indonesia, maka mereka tidak bisa membawa nama Indonesia di tengah kompetisi global. Ancaman untuk melunturkan rasa nasionalisme para pemuda bisa datang dalam wujud apa saja di era modern ini,” jelas Dadang