Cerita Suka Duka Hendardi Terlibat dalam Tim Investigasi Kasus Freddy Budiman
Saat ditanya soal suka duka selama bergabung di tim, Hendardi dengan semangat dan bersedia berbagi menceritakan pengalamannya.
Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tiga orang dari eksternal Kepolisian yakni Hendardi, Ketua Setara Institute, Effendi Gazali, Akademisi dan Poengky Indardi, komisioner Kompolnas diminta Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian bergabung dalam Tim Investigasi Polri.
Saat ditanya soal suka duka selama bergabung di tim, Hendardi dengan semangat dan bersedia berbagi menceritakan pengalamannya.
"Ada suka dan dukanya. Sukanya saya senang mendapat kepercayaan dari Polri membantu mereka ditengah pandangan publik yang minus pada Polri," katanya.
Selain itu, selama sebulan ini, Hendardi harus berkorban mengesampingkan jadwal acara atau kepentingannya demi menuntaskan kerja tim investigasi.
Tidak jarang, Hendardi harus ke luar kota hingga begadang siang dan malam untuk melakukan pemeriksaan pada saksi dan mengumpulkan keterangan.
"Gak siang, gak malam saya begadang terus. Dan sabtu minggu pun tidak bisa kemana-mana," imbuhnya.
Hendardi melanjutkan saat awal pun curhatan atau nyanyian Freddy sudah dinilai sumir dan bukti awal tidak cukup kuat untuk menemukan kebenaran adanya aliran dana Rp 90 miliar ke pejabat Mabes Polri.
Tidak hanya itu, masa-masa sulit dilakoni tim saat dua minggu pertama, dimana mereka merasa perjalanan masih tidak ada titik terang atau gelap gulita.
"Sangat sulit buat kami mengungkap kebenaran ini. Dua minggu pertama kami seperti orang buta dan itu gelap gulita, benar-benar dalam kegelapan. Tapi setelah itu sambil berjalan seluruh rangkaian pemeriksaan bisa dilakukan," singkatnya.