Anggaran Penanggulangan Teroris Dianggap Masih Minim
Partai Amanat Nasional itu menilai, Polri (Brimob) berhak memiliki anggaran lebih agar sistem keamanan bisa lebih baik lagi.
Editor: Rachmat Hidayat
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Anggaran yang diperuntukkan penanggulangan teroris khususnya untuk institusi Brimob dan Densus 88 dianggap masih minim. Pemerintah diharapakan untuk segera meningkatkan anggaran tersebut.
Hal ini dikatakan oleh sejumlah anggota DPR. Salah satunya disampaikan Wakil Komisi I DPR RI, Ahmad Hanafi Rais yang datang bersama rombongan yang tergabung dalam Panitia Khusus (Pansus) RUU Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme di Markas Komando Brimob Kelapa Dua Depok, Jawa Barat, hari ini, Rabu (21/6/2016) .
"Yang harus diperbaiki soal kedisiplinan dan secara keseluruhan komitmen juga harus lebih efektif karena dukungan parlemen mengenai politik anggaran untuk Polri juga semakin lama semakin bagus," ujarnya.
Dalam penjelasannya, politikus Partai Amanat Nasional itu menilai, Polri (Brimob) berhak memiliki anggaran lebih agar sistem keamanan bisa lebih baik lagi.
Sehingga yang harus disikapi, sarannya, pemerintah jangan terlalu dikompromikan dengan alasan budget atau pemotongan anggaran yang selama ini dilakukan.
Anggota Komisi III DPR, Habib Aboe Bakar Alhabsy menambahkan, tekhnologi teroris yang semakin canggih harus segera disikapi secara serius. Salah satunya dengan penambahan anggaran untuk Brimob maupun Densus.
"Peran Brimob maupun Densus tadi sudah kita lihat secara profesional artinya memang layak mereka mendapatkan itu, tapi kan kemajuan tekhnologi teroris kan semakin tinggi apalagi kalau pakai kimia atau ciber crime," katanya.
"Tadi kita lihat secara khusus yang menyangkut men wall, kemanusiaannya oke punya. Evaluasinya masih panjang, kita lihat dari banyak sisi," katanya lagi.
Ia memastikan, masih banyak perhatian, diantaranya sarana dan prasaran yang dinilainya masih kurang maksimal.
"Kalau bisa jangan mematikan manusianya. Tapi bisa menyidang mereka agar tahu asal muasal hingga back groundnya kenapa dia (pelaku) melakukan itu. Tapi kalau sudah terjadi apa boleh buat, itu maunusiawi kalo sudah di lapangan," katanya.
"Kita berharap lebih banyak yang bisa diselesaikan di pengadilan. Terlebih dengan banyaknya kelompok Santoso yang tertangkap di Tinombala dan Poso. Kita apresiasi kinerja Brimob dan Densus 88." imbuhnya lagi.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.