Pernyataan Pastor Oudejans yang Mengubah Pandangan Seorang Jakob Oetama
Setelah beberapa lama menjalani profesi sebagai guru, Jakob merasa tertarik dengan profesi lain: menjadi wartawan.
Editor: Malvyandie Haryadi
Tawaran yang bergengsi, mengingat universitas itu merupakan salah satu kampus bergengsi yang masuk jajaran Ivy League, salah satu dari delapan kampus top di AS.
Di tengah keraguan itu, menurut Jakob, dia pun melamar sebagai dosen di Universitas Parahyangan, Bandung, Jawa Barat.
Lamaran diterima, pihak universitas malah juga menyiapkan rumah dinas di Bandung.
Tidak hanya itu Unpar juga akan memberi rekomendasi, setelah beberapa tahun mengajar Jakob dapat menyelesaikan Ph.D di Universitas Leuven, Belgia.
"Antara mengajar sebagai dosen atau menjadi wartawan, dua alternatif yang sama-sama menarik," kenang Jakob.
"Guru sudah banyak..."
Jakob Oetama kemudian menentukan pilihannya saat berbicara dengan Pastor JW Oudejans OFM. Pastor Oudejans disebut Jakob sebagai orang di balik Penabur.
Suatu ketika, Pastor Oudejans bertanya, profesi apa yang ingin ditekuni Jakob. Dengan yakin, Jakob pun menjawab, "Jadi dosen".
Namun, Oudejans memberikan sebuah pernyataan yang mengubah pandangan Jakob ketika itu.
"Jakob, guru sudah banyak, wartawan tidak."
Jawaban itu seakan menjawab kebimbangan Jakob saat berada di persimpangan pilihan. Saat itu, Jakob pun memilih untuk, "menjadi wartawan profesional, dan bukan guru profesional".
"Orang inilah yang mengubah hidup saya," demikian pandangan Jakob terhadap Oudejans.
Ada sosok lain yang semakin memperkuat peran Jakob di dunia jurnalistik dan sebagai wartawan. Sosok itu adalah PK Ojong.
Salah satu momentum peristiwa itu terjadi pada April 1961, menjelang Jakob lulus dari Universitas Gadjah Mada. Ojong mengajak Jakob menemui Pemimpin Umum Star Weekly, Khoe Woen Sioe.