Pernyataan Pastor Oudejans yang Mengubah Pandangan Seorang Jakob Oetama
Setelah beberapa lama menjalani profesi sebagai guru, Jakob merasa tertarik dengan profesi lain: menjadi wartawan.
Editor: Malvyandie Haryadi
Kepada Khoe, Ojong menilai Jakob sebagai sosok tepat untuk menggantikan dia sebagai pemimpin redaksi Star Weekly.
Ojong saat itu dikenal sebagai sosok yang tidak disukai pemerintah, dan ini menjadikan Star Weekly memiliki tanda-tanda akan ditutup.
Akan tetapi, Jakob menolak tawaran itu dengan alasan masih fokus untuk menyelesaikan kuliah.
Namun, Ojong tidak berhenti di situ. Tak lama kemudian, dia menemui Jakob di Yogyakarta untuk mengajak membuat majalah baru.
Dengan prototipe seperti majalah Reader's Digest, Ojong menawarkan konsep media dengan konten berisi sari pati ilmu pengetahuan dan teknologi dunia.
Hingga kemudian, lahirlah majalah Intisari pada Agustus 1963.
Intisari menjadi buah pertama yang dihasilkan dari duet Jakob Oetama-PK Ojong. Duet ini nantinya melahirkan Harian Kompas, juga grup Kompas Gramedia.
Mengenai Ojong, dari sosok itu juga Jakob belajar banyak untuk menjadi seorang wartawan.
Ojong menjadi salah satu sosok yang membuatnya mendapat "pencerahan", dan tidak membuat dia menyesal telah memilih jalan sebagai seorang wartawan.
PENULIS: Bayu Galih