Dimas Kanjeng Pernah Mengaspal Jalan Warga dan Beri Santunan Miliaran Rupiah
"Tapi sejak Dimas Kanjeng ditangkap polisi, Pasar Wangkal langsung sepi. Santri padepokan banyak yang pulang ke kampung halaman."
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, PROBOLINGGO- Sudah lebih sepekan, Pasar Wangkal di Desa Wangkal, Kecamatan Gading, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, tak lagi ramai.
Ainul, pedagang di Pasar Wangkal, menuturkan, aktivitas di pasar itu menurun sejak Taat Pribadi, pimpinan Padepokan Dimas Kanjeng, ditangkap, 22 September lalu.
Tak bisa dipungkiri, lanjutnya, keberadaan santri Padepokan Dimas Kanjeng berpengaruh pada aktivitas ekonomi Pasar Wangkal karena pasar bakal ramai saat para santri menetap di padepokan.
"Tapi sejak Dimas Kanjeng ditangkap polisi, Pasar Wangkal langsung sepi. Santri padepokan banyak yang pulang ke kampung halaman. Dulu ribuan, sekarang tinggal ratusan katanya," imbuh Ainul, Kamis (6/10/2016).
Keberadaan padepokan Dimas Kanjeng bagi warga Desa Gading Wetan dan Desa Wangkal dinilai memberi banyak manfaat bagi warga.
Taat Pribadi kerap menyumbang untuk kegiatan desa, memberikan santunan, hingga membangun jalan aspal di atas jalan desa.
Pada 29 Oktober 2014, Dimas Kanjeng meresmikan pembangunan jalan desa. Dimas membangun jalan aspal berbahan cool mix dari Dusun Gumut, Desa Gading Wetan, hingga Dusun Sumbercengkalek, Desa Wangkal.
Peresmian jalan desa ditandai dengan pengguntingan pita dan penandatangan prasasti, disaksikan warga.
“Harapannya, warga bisa menggunakan jalan desa ini dengan baik dan semoga bermanfaat,” ujar Dimas saat itu.
Pembangunan jalan desa sepanjang 1,5 kilometer dan lebar 5 meter itu diklaim menghabiskan Rp 4 miliar, termasuk biaya pembebasan lahan dan pembangunan dua gapura padepokan.
Warga Gading Wetan yang mengaku bernama Prapto (40) menuturkan, Dimas Kanjeng membangun jalan desa yang menghubungkan dua desa sepanjang 5 kilometer.
Jalan desa yang sebelumnya curam, rusak, dan bergelombang itu pun kini mulus dan bagus. Warga bisa menjalankan aktivitas sehari-hari.
"Setelah dibangun oleh Kanjeng, jalannya bagus dan mulus. Enak dilewati. Tapi jalan itu sempat ditutup oleh para santri saat kasus pembunuhan Abdul Gani terkuak," ujarnya.
Jelang penangkapan Dimas Kanjeng oleh polisi, jalan desa di pintu masuk dan pintu keluar Padepokan ditutup portal oleh sejumlah santri Padepokan.