Pernyataan Panglima TNI Soal BIN Berpotensi Membuka Ancaman Baru
"Justru membuka ancaman baru karena mengumbar situasi dan kekuatan intelijen negara secara terbuka,"
Penulis: Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Setara Institute Hendardi mengkritik pernyataan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo soal kemampuan Badan Intelijen Negara (BIN).
Hendardi memandang pernyataan Panglima TNI soal lemahnya kinerja BIN merupakan cerminan kontestasi antara lembaga intelijen negara.
"Justru membuka ancaman baru karena mengumbar situasi dan kekuatan intelijen negara secara terbuka," kata Hendardi dalam keterangannya, Minggu (9/10/2016).
Hendardi memandang keluhan tersebut tidak pantas disampaikan terbuka karena membahayakan pertahanan negara.
Kata dia, TNI tidak boleh terus-menerus merasa lebih supreme atau kuasa atas segala hal.
Konstitusi dan peraturan perundang-undangan sudah mengatur tugas dan fungsi masing-masing lembaga negara, termasuk soal intelijen.
"Ide pembentukan BIN adalah memusatkan segala informasi keluar dari satu pintu dan dikelola secara lebih akuntabel dibanding intelijen di masa lalu," katanya.
Jadi BIN adalah antitesis dari unit-unit intelijen di banyak institusi, terutama di TNI yang nyaris tidak bisa diakses, dikontrol, dan cenderung represif.
"Intelijen di bawah BIN adalah cara untuk memaksa kinerja intelijen bekerja dengan cara-cara non militer," katanya.
Hendardi memandang aspirasi Panglima TNI sudah off side dan menggenapi daftar keinginan buruk TNI yang sudah banyak dikemukakan di ruang publik untuk kembali mendominasi tugas keamanan.
"Termasuk kehendak untuk kembali berpolitik," ucapnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.