Universitas Budi Luhur Gelar Japanese Seminar Series 2016
Japanese Seminar Series kembali diadakan oleh Universitas Budi Luhur pada tahun 2016.
Penulis: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Setelah sukses menggelar rangkaian Japanese Seminar Series 2015 lalu , atas dukungan Kedutaan Jepang untuk Republik Indonesia, Japanese Seminar Series kembali diadakan oleh Universitas Budi Luhur pada tahun 2016.
Seminar dimoderatori oleh Dr. Sugiharto selaku Direktur Pascasarjana Universitas Budi Luhur.
Kali ini tema yang diusung adalah “The Role of Japan in Indonesia Infrastructure Development”.
Turut hadir Kedutaan Jepang untuk Republik Indonesia, Japan International Cooperation Agency (JICA), Mitshui & Co. LTD; Kobe Steel LTD, dan Shimitzu Corporation.
"Universitas Budi Luhur telah banyak menjalin kerjasama dengan banyak lembaga Jepang maupun negara lain. Tujuan dari semua ini adalah membuka wawasan," ungkap Deputi Rektor Bidang Akademik Universitas Budi Luhur, Dr. Ir. Wendi Usino,MSc usai membuka seminar.
Wakil Duta Besar Jepang untuk Republik Indonesia, Mr. Kozo Honsei, menyampaikan materi berjudul “Japan Government ODA Policy”.
"Official Development Assistant (ODA) secara sederhana dapat dipahami sebagai bantuan negara maju untuk pembangunan negara berkembang. ODA dapat berbentuk pendanaan maupun bentuk bantuan lain," kata Kozo Honsei.
Dalam kaitan dengan pembangunan infrastruktur di Indonesia sebagai tema utama, pemerintah Jepang dikatakan Kozo Honsei antara lain membantu pembangunan, Jakarta Mass Rapid Transportation (MRT), Pelabuhan Peti Kemas Tanjung Priok Terminal 1, Pembangkit Tenaga Listrik Paiton. Disampaikan oleh Mr. Honsei, bahwa pembangunan infrastruktur pada awalnya memerlukan biaya yang besar, namun dalam jangka panjang akan memberikan dampak yang sangat luas kepada kehidupan masyarakat.
"Dalam skala internasional, pemerintah Jepang secara total telah memberikan dana ODA sebesar USD 334,5 miliar kepada 190 negara dan wilayah. Asia merupakan prioritas Jepang dalam memberikan dana ODA. Sedangkan secara kumulatif tahun 1960 – 2014, Indonesia tercatat sebagai negara penerima dana ODA terbanyak, yaitu USD 38,84 miliar," urainya.
Sementara itu, Ketua Panitia Japanese Seminar Series 2016, Liza Dwi Ratna Dewi menyampaikan bahwa materi yang disampaikan Wakil Duta Besar Jepang ini sangat tepat sebagai contoh penerapan strategi ekonomi politik internasional sebuah negara, dalam hal ini Jepang.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.