Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sisi Minus Jonan dan Archandra di Posisi Baru Mereka Menurut Direktur Eksekutif IESR

Atas pengangkatan Jonan dan Archandra IESR menilai,Presiden Jokowi hanya ingin mengakomodasi kepentingannya dan pendukung.

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Sisi Minus Jonan dan Archandra di Posisi Baru Mereka Menurut Direktur Eksekutif IESR
TRIBUNNEWS/HERUDIN
Menteri ESDM Ignasius Jonan dan Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar saat pelantikan di Istana Negara, Jakarta, Jumat (14/10/2016). Presiden Joko Widodo melantik Ignasius Jonan menjadi Menteri ESDM menggantikan Arcandra Tahar yang diberhentikan karena memiliki kewarganegaraan ganda. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) melantik Ignasius Jonan sebagai Menteri ESDM dan Arcandra Tahar sebagai Wakil Menteri ESDM.

Atas pengangkatan Jonan dan Archandra, Institute for Essential Services Reform (IESR) menilai, Presiden Jokowi hanya ingin mengakomodasi kepentingannya dan pendukung.

"Sepertinya posisi Menteri dan Wamen dibuat untuk mengakomodasi kepentingan Presiden dan kepentingan pendukungnya," ujar Direktur Eksektutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa ketika dihubungi Tribunnews.com, Jumat (15/10/2016).

Fabby memberikan gambaran sisi minus Jonan dan Archandra di posisi baru mereka.  Ia melihat sosok mantan Menteri Perhubungan yang kini diberikan jabatan Menteri ESDM.

Bagi Fabby, Jonan tidak mempunya pengalaman apapun di bidang energi.

Hanya, sisi positif yang ada dalam diri Jonan, imbuhnya, kredebilitas, integritas dan keberaniannya serta tidak mempunya konflik kepentingan di Kementerian ESDM.

Berita Rekomendasi

"Paling tidak ada harapan tata kelola sektor ESDM bisa lebih baik. Mungkin ini yang diipandang Presiden sebagai aset untuk mengimbangi sosok Archandra yang sebenarnya kurang diterima oleh stakeholder," tegas Fabbya.

IESR juga terkejut atas pengadaan posisi Wamen. Apakah memang dibutuhkan?

Kalaupun diperlukan, apakah Archandra layak atau tepat menduduki posisi ini? Mengingat kredibilitasnya sangat jatuh di mata stakeholder energi.

"Ini akan jadi beban di masa depan," katanya.

Selain itu posisi Wamen sesuai UU Kementerian adalah pejabat karir.

"Apakah Archandra adalah pejabat karir di Kementerian ESDM? Ini bisa jadi isu hukum lagi," tegasnya.

Menurut dia pula, dengan adanya Menteri yang kurang paham persoalan dan prioritas sektor energi,

Wamennya seharusnya meskipun paham isu-isu energi dan kenal para stakeholder, seharusnya punya kredibilitas yang baik.

"Kualitas ini tidak dimiliki Archandra, walaupun dia profesional di bidang migas," jelasnya.

Sementara itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan mengakui tak punya pengalaman di sektor ESDM. Selama ini, Jonan lebih dikenal sebagai profesional di bidang perhubungan.

Ia merupakan mantan Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia dan mantan Menteri Perhubungan.

Saat ditanya wartawan mengenai keahliannya yang tidak sejalan dengan jabatan Menteri ESDM itu, Jonan tidak membantahnya.

Ia mengakui belum pernah sekalipun bekerja di sektor energi dan sumber daya mineral.

"Belum (pernah)," kata Jonan, seusai pelantikan, di Istana Negara, Jakarta, Jumat (14/10/2016).
Jonan juga belum mau berbicara banyak mengenai strategi yang akan dilakukannya untuk membenahi sektor ESDM. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas