Empat WNI Bebas Setelah Empat Tahun Disekap Perompak Somalia
empat sandera WNI yang bebas asal Indonesia adalah Sudirman (24) dan Adi Manurung (32) asal Medan, Elson Pasireron (32) asal Ambon
Penulis: Rizal Bomantama
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Masih ingatkah anda dengan peristiwa pembajakan di perairan Somalia yang menyebabkan lima warga negara Indonesia tertangkap empat tahun lalu?
Kini mereka telah dibebaskan oleh perompak dan tengah berada di ibukota Kenya, Nairobi untuk persiapan kepulangan.
Namun sayang satu dari lima WNI itu tewas. Ia bernama Nasir asal Cirebon yang meninggal dua tahun lalu karena penyakit Malaria.
"Dari lima yang disekap, satu meninggal akibat penyakit Malaria," ungkap Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi saat mengadakan konferensi pers di Ruang Palapa Kementerian Luar Negeri, Gambir, Jakarta Pusat, Senin (24/10/2016).
Sementara empat sandera WNI yang bebas asal Indonesia adalah Sudirman (24) dan Adi Manurung (32) asal Medan, Elson Pasireron (32) asal Ambon, dan Supardi (34) asal Cirebon.
Menurut Retno Marsudi, keempat sandera WNI dibebaskan bersama 22 awak kapal dari berbagai negara yaitu Cina, Kamboja, Vietnam, dan Taiwan.
"Sandera dibebaskan pada 22 Oktober 2016 lalu pukul 13.00 WIB. Mereka tiba di Kenya 23 Oktober 2016 pukul 21.00 dan akan menjalani pemeriksaan kesehatan," ungkap Retno Marsudi.
Retno Marsudi mengatakan pihaknya sudah memberitahu keluarga para WNI untuk menjelaskan masih butuh beberapa hari lagi sandera WNI sampai ke Indonesia.
"Butuh waktu beberapa hari lagi untuk melakukan pemeriksaan kesehatan. Tetapi keluarga sudah kita beritahu dan kami selalu berkomunikasi intens dengan keluarga sandera selama dua tahun belakangan," ungkap Retno Marsudi.
Dua puluh enam anak buah kapal (ABK) tersebut berkerja di Kapal Naham 3 yang berasal dari Taiwan dan dioperasikan oleh negara Oman.
Mereka mengalami penyanderaan yang diduga dilakukan oleh perompak Somalia di perairan antara Somalia dan Kepulauan Seychelles di pantai timur Benua Afrika.
Kapal tersebut sebenarnya membawa 29 ABK. Kapten kapal meninggal dunia saat terjadi penyanderaan dan dua ABK meninggal karena malaria dua tahun lalu, termasuk satu ABK asal Indonesia yaitu Nasir.