Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Soal Bocah Pengidap Tumor, Pasien Pemegang Kartu BPJS Jangan Diposisikan Sebagai Anak Tiri

Yang lebih memprihatinkan Saleh adalah pelayanan kesehatan yang diterima Jaka tidak sesuai yang diharapkan.

Penulis: Muhammad Zulfikar
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Soal Bocah Pengidap Tumor, Pasien Pemegang Kartu BPJS Jangan Diposisikan Sebagai Anak Tiri
TRIBUNNEWS.COM/EKO SUTRIYANTO
Menko PMK, Puan Maharani dan manajemen BPJS Kesehatan mencanangkan revolusi Mental dikantor BPJS Kesehatan di kantor BPJS Kesehatan Pusat, Jumat (23/10/2015). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, M Zulfikar

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -‎ ‎Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Saleh Partaonan Daulay‎ mengaku prihatin atas kondisi Jaka Juliadi (10) bocah asal Sumatera Barat yang mengalami tumor pembuluh darah.

Yang lebih memprihatinkan Saleh adalah pelayanan kesehatan yang diterima Jaka tidak sesuai yang diharapkan.

"Berita (Jaka) ini langsung saya forwardkan ke pejabat di kemenkes dan BPJS kesehatan. Saya juga akan meminta dengan hormat agar Jaka segera ditangani. Saya yakin, mereka belum tahu tentang berita ini," kata Saleh melalui pesan singkatnya, Jumat (28/10/2016).

Politikus PAN itu menuturkan, kejadian ini menunjukkan bahwa pelayanan jaminan kesehatan nasional masih jauh dari memuaskan. Pengaduan-pengaduan sejenis ini masih sering kita dapatkan.

Ini harus betul-betul menjadi perhatian pemerintah. Sebab, dua program utama pemerintah dalam bidang sosial yaitu pendidikan dan kesehatan harus dapat dirasakan secara nyata oleh masyarakat.

"Anggaran untuk kesehatan ini tidak sedikit. Kemarin, DPR dan pemerintah sudah menyepakati alokasi anggaran untuk kesehatan sebesar Rp 104 triliun. Nilai ini sama dengan 5 persen dari total APBN 2017 yang mencapai Rp 2080,5 Triliun. Dengan anggaran sebesar itu, semestinya fasilitas dan pelayanan kesehatan kita sudah bagus," tutur Saleh Daulay.

Berita Rekomendasi

Masih kata Saleh, selain Kementerian Kesehatan, BPJS Kesehatan juga diminta semakin memperbaiki kualitas pelayanan. Jangan sampai ada kesan, pasien pemegang kartu BPJS diposisikan sebagai anak tiri. Keadaan seperti ini bisa merugikan BPJS sendiri. Sebab, secara tidak langsung bisa menimbulkan ketidakpercayaan masyarakat pada BPJS.

"Kalau masyarakat tidak percaya, bagaimana kita mengajak mereka untuk menjadi peserta mandiri? Sejauh ini, secara faktual, masyarakat masih lebih percaya pada asuransi kesehatan yang dikelola oleh pihak swasta. Karena itu, perbaikan kualitas pelayanan BPJS adalah suatu keharusan," tandas Saleh Daulay.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas