Saksikan Lima Peraih Danamon Social Entrepreneur Awards 2016 di Facebook Live Tribunnews.com
Danamon akhirnya memutuskan lima kontestan yang bertarung sebagai pemenang atau juara favorit Danamon Social Entrepreneur Awards 2016.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Program Danamon Social Entrepreneur Awards 2016 sebagai bagian dari usaha Danamon yang memberikan penghargaan bagi individu-individu biasa namun menghasilkan usaha yang luar biasa dan berkesinambungan untuk memberdayakan hidup dirinya maupun lingkungannya melalui solusi kewirausahaan.
Setelah melakukan seleksi hingga 400 orang, Danamon akhirnya memutuskan lima orang yang bertarung sebagai pemenang atau juara favorit.
Untuk memudahkan Anda memilih pemenang favorit , lima kontestan Social Entrepreneur Awards 2016 akan tampil hari ini di Facebook Live Tribunnews.com bersama Host Bima Marzuki, Jakarta (09/11/2016).
Nominasi pertama pemenang favorit adalah Erix Soekamti , basis dari band Endank Soekamti, yang peduli terhadap pendidikan.
Dengan memberdayakan Kamtis Family, nama para penggemar band Endank Soekamti, ia mengajak para fans berguna bagi lingkungan sekitarnya.
Erix Soekamti menggunakan hasil penjualan merchandise Endank Soekamti untuk mendirikan DOES Community.
Erix Soekamti
“DOES Community merupakan singkatan dari diary of Eric Soekamti, merupakan sekolah non formal yang cuma ngajari yang anak didiknya suka aja, misalnya bermusik. Tahun ini, DOES Community berfokus ke bidang animasi karena keterbatasan dari fasilitas,”ujar Erix Soekamti.
Di sekolah yang ia dirikan, semua anak didiknya akan dikarantina selama enam bulan dan dibebaskan dari biaya pendidikan.
Hingga saat ini telah tercatat 58 siswa yang menimba ilmu gratis di DOES Community.
Erix mengungkapkan seluruh biaya hidup dan pendidikan anak-anak didik di DOES Community ditanggungnya sendiri.
Ia mendapatkan sumber pendanaan bagi operasional sekolahnya melalui berbagai kolaborasi, seperti kolaborasi dengan kreator di Yogyakarta menghasilkan NOKNBag dan para pengrajin di Semarang dalam menghasilkan DOES RING (Cincin DOES).
Ketika ditanyakan mengenai visi misinya terhadap Does University ke depannya, Eric mengharapkan anak didiknya bisa mandiri ke depannya.
“Visi Lulusan Does University adalah berkewajiban membuat konten yang akan dijual sendiri nantinya, sebelum mereka memutuskan bekerja di Production House (PH)”, ungkap Erix Soekamti.
Sampai saat ini telah terkumpul 58 siswa yang belajar di Does University, sehingga Erix berkeyakinan usahanya akan terus berkembang.
“Selama orang masih butuh baju, maka kita masih bisa jualan baju, tas dan kolaborasi dengan siapapun, produk makanan. Yang kita tawarkan adalah kesadaran dan kebutuhan bahwa dana itu untuk operasional sekolah,”ungkap Erix.
Menutup perbincangan, Erix mengungkapkan gambaran ke depannya terhadap usaha yang ia telah jalankan.
“Moto Does Community adalah mandiri dalam bekerja, merdeka dalam berkarya. Target kita kedepannya ingin membangun does university melalui pengembangan usaha-usaha yang ada. Bahkan rencananya, tahun depan kelas programmer juga akan dibuka,”tutup Erix.
Selanjutnya, nominasi kedua dari Danamon Social Entrepreneurship Awards 2016 ialah Andris Wijaya yang akrab dipanggil Kang Andris, pengusaha nasi liwet instan.
Andris Wijaya
Kang Andris mengungkapkan pembuatan nasi liwet instan berawal dari keprihatinannya saat menjual beras curah di Jakarta, nama garut tidak dikenal.
“Memang harga beras garut yang saya jual dihargai seharga beras dari daerah lainnya. Tetapi nama garut tidak muncul karena sebagus apapun saya mengolah beras di daerah, sampai di Jakarta diganti karungnya dan diubah mereknya, “ujar Andris.
Atas dasar itulah, kang Andris memulai bergerak dari daerah, apalagi kota Garut dikenal sebagai kota wisata yang identik dengan oleh-oleh yang khas.
Melihat peluang itu, kang Andris ingin mengangkat beras garut berkonsep nasi liwet instan menjadi oleh-oleh asli Garut.
“Saya membuat liwet instan ini hanya sebagai alat, tujuan utama beras curah. Jadi dengan wisatawan tertarik membeli oleh-oleh ini mereka akan merasakan langsung kelebihan beras garut,”ungkap Andris.
Saat ditanyakan mengenai nama 1001 dalam kemasan produk nasi liwet instan, Andris menjelaskan nama 1001 sendiri merupakan filosofi keunikan dari perusahaan.
Ke depannya, Andris akan mengembangkan usahanya dari dalam negeri hingga ke luar negeri, diakuinya berbagai tantangan membuatnya ia gesit mengembangkan produknya.
“Beras curah yang dihasilkan perharinya 7 ton sedangkan normalnya 1,5 ton, sehingga produksi berasnya akan sangat siap. Yang akan dikembangkan lebih lanjut dari segi mesin dan tenaga kerjanya, “tutup Andris.
Nominasi pemenang favorit Danamon Social Entrepreneurship selanjutnya adalah Itmamul Muluq.
Itmamul Khuluq
Ia menceritakan bisnis telur puyuhnya karena ketidaksengajaannya saat ia dan istri bermain ke peternakan dan bertemu dengan warga yang mengeluhkan kesulitannya menjual telur puyuh.
Niat Itmamul yang awalnya hanya ingin membantu penjualan telur puyuh itu tanpa diperkirakan permintannya meningkat, sehingga telur yang terjual habis.
“Waktu itu karena saya hanya berniat menolong sehingga peternak merasa penjualan lewat saya itu untungnya tinggi, secara tidak sengaja menimbulkan kepercayaan masyarakat besar terhadap saya.Karena kepercayaan itu, peternak terus maubekerjasama dengan saya bisa menambah keuntungan tinggi, ujar Itmamul.
Para peternak memiliki pandangan telur yang dijual mas Khuluq lebih mahal dan pakan serta obat-obatan dijual lebih murah.
Di saat itulah mulai muncul berbagai dilema antara beban biaya yang harus ditanggung Itmamul semakin meningkat, apalagi ia juga harus membiayai hidup keluarganya.
Dengan pertemuan beberapa relasi ia mampu membangun korporasi yang diberi nama Holstein Indonesia untuk memberdayakan peternak puyuh di daerah Karanggede.
“Menjual pakan ke peternak lebih murah, tetapi saya juga untung. Saya memangkas jalur tradisonal dari yang awal pabrik-agen-pengepul ke peternak, sekarang langsung ke pabrik,”kata Itmamul.
Itmamul mengungkapkan bahwa produk-produk yang ditawarkannya memberikan keunggulan kualitas dan nilai tambah dan pengembangan dari semua produk.
“Visi pribadi saya adalah memberi kemanfaatan bagi orang lain, sementara secara korporasi saya menghendaki membangun raja-raja kecil dan pengusaha-pengusaha kecil asli Indonesia, “tutup Itmamul.
Nominasi berikutnya, Dian Aryanti yang mengembangkan usahanya bernama “Cemilan Unik”.
Dian Aryanti
Setelah keluar dari pekerjaan, saya mencoba mengembangkan usaha sendiri. Dari situlah ia bertemu dengan UKM yang punya kendala dari segi penjualan.
“Kebiasaan saya mengemil di jalanan, membuat saya kepedean merepackage produk yang ga bersahabat di jalan jadi lebih bersahabat di online,”kata Dian.
Dian mengajak para ibu-ibu yang bekerja sebagai ibu rumah tangga dan tetapi juga menginginkan pendapatan, bisa mengikuti jejak langkahnya berbisnis dari hal-hal yang ada disekitarnya.
Ke depannya, Dian menjawab mimpinya dalam menjalankan bisnis ini dengan konsep yang simpel dan sederhana.
“Semua hal berawal dari kesederhanaan. Apa yang berada di sekitar anda bisa dijadikan usaha. Ke depannya. Ke depannya, harapan saya bisnis ini jadi marketplace khusus snack mempertemukan ibu-ibu yang menyukai snack sebagai makanan favoritnya.
Nominasi terakhir bernama Bambang Boedi Cahyono, pembuat instalasi reaktor biogas pengolah limbah atau kotoran sapi.
Bambang Boedi Cahyono
Bermula dari keprihatinannya melihat limbah peternakan sapi perah di Lembang, Kabupaten Bandung, Jawa barat yang mencemari Sungai Cikapundung yang mengalir hingga ke kota Bandung.
Bambang membuat instalasi reaktor biogas untuk mengolah limbah atau kotoran sapi tersebut untuk meminimalkan dampaknya terhadap lingkungan.
Cahyono berbagi ilmu dan memberi kesempatan bagi warga setempat untuk menjadi tenaga kerjanya mendesain instalasi reaktor biogas bergaransi kontruksi selama setahun.
“Saya mengambil pasar yang lebih kecil dan beda. Saya masuk pasar operasional. Saya lebih mengajak orang untuk mengelola limbah yang anda kelola”,”ungkap Bambang.
Mimpinya, usaha yang dilakukannya ke depannya dapat membuka lapangan pekerjaan yang lebih besar bagi masyarakat.
“Melalui usahanya, Cahyono berharap bisa memberi kesempatan lapangan kerja lebih luas bagi warga setempat,”tutupnya.
Kenali sosok lima kontestan untuk menjadi pemenang Favorit Danamon Social Entrepreneur Awards 2016 serta beri dukungan Anda melalui http://www.danamonawards.org//
Wawancara eksklusif dengan Nominasi Pemenang Favorit Danamon Social Entrepreneur Awards 2016, dapat Anda saksikan melalui Facebook Tribunnews.com mulai pukul 10.30 WIB.
Untuk mendapatkan link live streaming silakan klik disini.