Kunjungan Jokowi Ke Markas Pasukan Elit TNI dan Polri Bukan Bentuk Kekhawatiran
"Saya kira kekhawatiran itu tidak ada, beliau kan presiden, panglima tertinggi, presiden ingin melihat itu,"
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo setelah peristiwa aksi 4 November 2016 melakukan safari ke markas-markas satuan di bawah TNI dan Polri.
Menurut Wakil Presiden RI. Jusuf Kalla, hal tersebut bukan berarti menunjukan bahwa pemerintah khawatir.
"Saya kira kekhawatiran itu tidak ada, beliau kan presiden, panglima tertinggi, presiden ingin melihat itu," ujar Jusuf Kalla di Istana Wakil Presiden RI. Jakarta Pusat, Jumat (11/11/2016).
Markas satuan yang dikunjungi Joko Widodo atau yang akrab dipanggil Jokowi itu antara lain markas Kopassus TNI AD di Cijantung, Jakarta Timur.
Kemudian markas Marinir TNI AL di Cilandak, Jakarta Selatan dan markas Brimob Polri di asrama Brimob, Kelapa Dua, Depok.
Namun, Jusuf Kalla mengakui bahwa situasi saat ini memanas.
Dengan demikian pemeriksaan terhadap kesiapan pasukan menjadi suatu hal yang perlu dilakukan seorang Jokowi sebagai panglima tertinggi.
Wakil Presiden membantah jika kunjungan Jokowi tersebut untuk menyikapi rencana aksi 25 November 2016.
Kata dia aksi 25 November 2016 mendatang akan berlangsung sesuai dengan putusan polisi atas dugaan kasus penistaan agama dengan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sebagai terlapornya.
Apakah Ahok yang juga merupakan Calon Gubernur DKI Jakarta dengan nomor urut dua akan diteapkan sebagai tersangka dalam kasus penistaan agama, Jusuf Kalla mengaku tidak tahu.
Ia mengatakan nasib Ahok akan ditentukan proses hukum, sesuai aturan yang berlaku.
"Kita ikut saja proses hukum yang benar," katanya.